Diah menambahkan banyak tetangganya yang akhirnya ikut diperbantukan dalam mengejar stok. Apa lagi banyak tetangganya yang dirumahkan akibat pandemi COVID-19.
Namun, masalah tak berhenti di sini. Saat itu, ada sejumlah peraturan pemerintah yang tidak memperbolehkan orang berkerumun di satu tempat. Padahal dalam membuat kue kering, Diah mengaku ada beberapa karyawan yang harus bersama-sama dalam satu ruangan.
Baca Juga:
Gelar Naker Expo, Kemnaker Sediakan Puluhan Ribu Lowongan Pekerjaan di Tiga Kota
Beruntung ada tetangga yang mau meminjamkan rumahnya agar tidak terjadi kerumunan. Diah pun tetap memproduksi kue dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat, seperti karyawannya memakai masker dan tetap menjaga jarak.
Sementara di tahun berikutnya, Diah mengaku telah belajar banyak. Di 2021, Diah tetap memproduksi kue kering dengan target awal. Diah tak menyangka stoknya pun ludes diburu penggemar kuenya.
"Buka 12 ribuan, akhirnya pengalaman dari 2020 ke 2021 saya belajar ternyata meskipun pandemi, orang-orang tetap berminat untuk membeli kue kering Diah Cookies," tambahnya.
Baca Juga:
Sudinkes Jakarta Barat Ingatkan Rumah Sakit Terus Terapkan Pelayanan Berbasis Hospitality
Untuk menghabiskan stok sesuai target, Diah mengaku melakukan berbagai upaya. Misalnya menambah budget iklan, membuat konten-konten menarik, hingga menggandeng sejumlah pihak untuk di-endorse.
"2021 meningkat drastis karena kita sudah kayak biasa produksi dan pemasarannya. Bahkan melebihi target di tahun 2021 sampai terjual 20 ribu toples," lanjutnya.
Kue kering yang paling diminati ini yakni nastar. Diah mengaku sejak lama, peminat nastarnya memang cukup banyak.