Karena, berdasarkan pengalamannya dalam membangun bisnis yang dibutuhkan tidak hanya modal, tetapi juga perlu ide, tim, bisnis model, dan ketepatan waktu. Faktor yang paling berpengaruh dalam keberhasilan sebuah bisnis adalah timing atau waktu yang tepat dalam melaksanakan bisnis tersebut.
"Selain itu, orang yang tepat melaksanakan bisnis tersebut dan ide bisnis harus divalidasi dengan kondisi pasar yang sesungguhnya," ujar Tri.
Baca Juga:
Bank Mandiri Dukung Ekonomi Kerakyatan dan Program Makan Bergizi Gratis
Tri pun berpendapat agar bisnis yang direncanakan bisa berjalan dengan baik masyarakat yang akan memasuki dunia bisnis dalam skala UMKM perlu mendapatkan pelatihan agar terjadi pertukaran pengalaman yang berharga sebagai bekal untuk menjalankan usaha.
Lebih lanjut, pemilik usaha oleh-oleh Malang Strudel, Donny Kris Puriyono mengungkapkan pengalaman usahanya yang sangat berkaitan dengan sektor pariwisata. Sektor usaha oleh-oleh yang mayoritas UMKM itu, dalam dua tahun terakhir jatuh bangun akibat pandemi dan akhirnya tutup.
"Sehingga, 45% UMKM oleh-oleh yang bekerja sama dengan dirinya tidak bisa memanfaatkan peluang masa Lebaran mendatang untuk bangkit, karena sudah tidak bankable akibat banyak utang," urai Donny.
Baca Juga:
Dukung Harbolnas 2024, Mendag: Nilai Transaksi Niaga Elektronik Diproyeksi Rp487 Triliun
Untuk menghadapi berbagai tantangan serupa di masa datang, Donny menilai sektor UMKM juga harus diperkenalkan dengan sistem manajemen yang baik, pengelolaan usaha yang berkelanjutan dan perluasan ekosistem usaha lewat kolaborasi.
Sementara itu, Ketua Pusat Inovasi dan Inkubator Bisnis LPPM, Universitas Negeri Jakarta, Dianta A. Sebayang berpendapat pemberdayaan sektor UMKM sangat penting dilakukan oleh pemerintah.
Di antara menilai bila sektor UMKM nasional berdaya, setengah dari upaya pemerintah untuk meningkatkan perekonomian rakyatnya akan terealisasi.