Akibatnya, jelas Wayan, indeks entrepreneurship Indonesia berada pada posisi 94 dari 132 negara. Melihat kondisi tersebut, Wayan berharap, sejumlah upaya untuk meningkatkan kreativitas dan semangat kewirausahaan masyarakat harus segera dilakukan.
"Demikian juga dengan perbaikan sejumlah kebijakan di sektor pertanian agar berpihak pada pengembangan sektor UMKM, untuk mewujudkan kedaulatan ekonomi rakyat," ungkap Wayan.
Baca Juga:
Bank Mandiri Dukung Ekonomi Kerakyatan dan Program Makan Bergizi Gratis
"Sehingga, potensi ekonomi di bidang pertanian yang dimiliki Indonesia tidak dimanfaatkan oleh bangsa lain," sambungnya.
Di sisi lain, pelaku usaha digital Zahra Damariva mengungkapkan pandemi mengakselerasi pertumbuhan industri start up lewat pemanfaatan transformasi digital.
Menurut Zahra, sejumlah bisnis digital di sektor UMKM tumbuh dalam bentuk ecommerce, logistik dan transportasi, kesehatan, pariwisata dan fintech.
Baca Juga:
Dukung Harbolnas 2024, Mendag: Nilai Transaksi Niaga Elektronik Diproyeksi Rp487 Triliun
Masing-masing bentuk usaha digital itu memiliki strategi pengembangan yang berbeda. Sehingga penting bagi para pelaku UMKM start up untuk membangun dan meningkatkan literasi keuangan dan digital.
"Karena berdasarkan pengalaman dari 102 UMKM start up yang dibantu, hanya tiga UMKM yang memenuhi persyaratan untuk mendapatkan permodalan. Sebagian besar UMKM yang ditanganinya terkendala BI checking yang tidak clear," jelas Zahra.
Di kesempatan yang sama, Pendiri Institute Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan (IBEKA), Tri Mumpuni menilai banyak bantuan dana yang sudah diberikan oleh pemerintah ke sektor UMKM, tetapi mengapa efeknya belum terlihat jelas.