UMKM.WahanaNews.co | Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat mengatakan sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dapat dijadikan salah satu penggerak kebangkitan ekonomi nasional. Menurutnya, sejumlah hambatan di sektor UMKM harus segera diatasi agar peluang pertumbuhan ekonomi pasca pandemi bisa direalisasikan.
"Pertumbuhan sektor UMKM merupakan bagian penting dalam upaya kita untuk bangkit dari hantaman pandemi lewat pertumbuhan kinerja ekonomi," ujar Rerie sapaan akrab dalam keterangannya, Kamis (24/3/2022).
Baca Juga:
Bank Mandiri Dukung Ekonomi Kerakyatan dan Program Makan Bergizi Gratis
Menurut Rerie, hantaman pandemi COVID-19 menyebabkan para pekerja di sektor formal terdampak dan banyak yang beralih ke sektor UMKM agar mampu menyambung kehidupan.
Rerie melihat fenomena tersebut harus dimanfaatkan dengan berbagai upaya untuk memberi penguatan kepada pelaku-pelaku UMKM agar usahanya bisa berkelanjutan dan berkembang.
"Sejumlah hambatan dalam permodalan sebagai salah satu langkah untuk pengembangan usaha harus segera dicarikan jalan keluarnya," imbuh Rerie.
Baca Juga:
Dukung Harbolnas 2024, Mendag: Nilai Transaksi Niaga Elektronik Diproyeksi Rp487 Triliun
Apalagi, dalam Pasal 33 UUD 1945 diamanatkan untuk membangkitkan ekonomi rakyat yang merupakan sistem untuk mewujudkan kedaulatan masyarakat di bidang ekonomi.
Rerie sangat berharap, krisis global pandemi COVID-19, mampu menjadi titik balik untuk mewujudkan kedaulatan ekonomi masyarakat Indonesia.
Sementara itu, pelaku usaha di bidang pertanian, Wayan Supadno menilai Indonesia kurang memiliki kreativitas dalam menyikapi sejumlah hambatan di sektor usaha. Hal itu terlihat dari peringkat kemudahan berusaha Indonesia yang berada pada peringkat 110 dari 132 negara yang disurvei.
Akibatnya, jelas Wayan, indeks entrepreneurship Indonesia berada pada posisi 94 dari 132 negara. Melihat kondisi tersebut, Wayan berharap, sejumlah upaya untuk meningkatkan kreativitas dan semangat kewirausahaan masyarakat harus segera dilakukan.
"Demikian juga dengan perbaikan sejumlah kebijakan di sektor pertanian agar berpihak pada pengembangan sektor UMKM, untuk mewujudkan kedaulatan ekonomi rakyat," ungkap Wayan.
"Sehingga, potensi ekonomi di bidang pertanian yang dimiliki Indonesia tidak dimanfaatkan oleh bangsa lain," sambungnya.
Di sisi lain, pelaku usaha digital Zahra Damariva mengungkapkan pandemi mengakselerasi pertumbuhan industri start up lewat pemanfaatan transformasi digital.
Menurut Zahra, sejumlah bisnis digital di sektor UMKM tumbuh dalam bentuk ecommerce, logistik dan transportasi, kesehatan, pariwisata dan fintech.
Masing-masing bentuk usaha digital itu memiliki strategi pengembangan yang berbeda. Sehingga penting bagi para pelaku UMKM start up untuk membangun dan meningkatkan literasi keuangan dan digital.
"Karena berdasarkan pengalaman dari 102 UMKM start up yang dibantu, hanya tiga UMKM yang memenuhi persyaratan untuk mendapatkan permodalan. Sebagian besar UMKM yang ditanganinya terkendala BI checking yang tidak clear," jelas Zahra.
Di kesempatan yang sama, Pendiri Institute Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan (IBEKA), Tri Mumpuni menilai banyak bantuan dana yang sudah diberikan oleh pemerintah ke sektor UMKM, tetapi mengapa efeknya belum terlihat jelas.
Karena, berdasarkan pengalamannya dalam membangun bisnis yang dibutuhkan tidak hanya modal, tetapi juga perlu ide, tim, bisnis model, dan ketepatan waktu. Faktor yang paling berpengaruh dalam keberhasilan sebuah bisnis adalah timing atau waktu yang tepat dalam melaksanakan bisnis tersebut.
"Selain itu, orang yang tepat melaksanakan bisnis tersebut dan ide bisnis harus divalidasi dengan kondisi pasar yang sesungguhnya," ujar Tri.
Tri pun berpendapat agar bisnis yang direncanakan bisa berjalan dengan baik masyarakat yang akan memasuki dunia bisnis dalam skala UMKM perlu mendapatkan pelatihan agar terjadi pertukaran pengalaman yang berharga sebagai bekal untuk menjalankan usaha.
Lebih lanjut, pemilik usaha oleh-oleh Malang Strudel, Donny Kris Puriyono mengungkapkan pengalaman usahanya yang sangat berkaitan dengan sektor pariwisata. Sektor usaha oleh-oleh yang mayoritas UMKM itu, dalam dua tahun terakhir jatuh bangun akibat pandemi dan akhirnya tutup.
"Sehingga, 45% UMKM oleh-oleh yang bekerja sama dengan dirinya tidak bisa memanfaatkan peluang masa Lebaran mendatang untuk bangkit, karena sudah tidak bankable akibat banyak utang," urai Donny.
Untuk menghadapi berbagai tantangan serupa di masa datang, Donny menilai sektor UMKM juga harus diperkenalkan dengan sistem manajemen yang baik, pengelolaan usaha yang berkelanjutan dan perluasan ekosistem usaha lewat kolaborasi.
Sementara itu, Ketua Pusat Inovasi dan Inkubator Bisnis LPPM, Universitas Negeri Jakarta, Dianta A. Sebayang berpendapat pemberdayaan sektor UMKM sangat penting dilakukan oleh pemerintah.
Di antara menilai bila sektor UMKM nasional berdaya, setengah dari upaya pemerintah untuk meningkatkan perekonomian rakyatnya akan terealisasi.
Adapun Direktur Sparklabs Incubation Universitas Pelita Harapan, Radityo Fajar Arianto berpendapat BI checking sebagai instrumen agar bank tetap pruden, sangat bermanfaat pada kondisi normal.
Namun, ujar Radityo, di saat sektor UMKM terdampak pandemi, yang merupakan mayoritas sektor usaha di negeri ini membutuhkan bantuan permodalan dalam upaya untuk bangkit, seharusnya ada kebijakan perbankan dan pemerintah yang bisa membantu.[zbr]