Kedua, terdapat Pasar.id yang merupakan terobosan kepada para pedagang yang tidak bisa berjualan semasa pandemi.
Ketiga, ekosistem komoditas yang perlu efisiensikan. Menurut Supari, sudah ada 6.580 pasar yang tergabung Pasar.id, ini platform yang dikelola pedagang pasar, sangat sarat dengan kearifan lokal.
Baca Juga:
Realisasi Penyaluran KUR Sultra Capai Rp3,27 Triliun per Oktober 2024
Sementara itu Direktur Utama BRI, Sunarso menyebutkan, prospek pertumbuhan bisnis UMi di Indonesia cukup besar. Berdasarkan hasil survei pada 2018, menyebutkan bahwa ada 45 juta nasabah ultra mikro di Indonesia yang membutuhkan pendanaan.
Akan tetapi, dari jumlah tersebut baru ada 15 juta nasabah yang sudah terlayani lembaga pembiayaan formal seperti bank, Pegadaian, PNM, BPR, dan tekfin.
Menurut Sunarso, potensi tersebut yang akan disasar holding UMi sudah tentu prioritas pertama yang 18 juta pengusaha belum tersentuh layanan keuangan.
Baca Juga:
Jejak Sejarah: 10 Perusahaan Tertua di Indonesia yang Lahir Sebelum Kemerdekaan
Kemudian selanjutnya yang BRI sasar adalah kelompok yang selama ini sudah dilayani rentenir, keluarga, dan sudah dapat pembiayaan tapi butuh tambahan. Sepanjang 2021, kredit yang disalurkan BRI kepada pelaku usaha ultra mikro telah mencapai Rp 202,12 triliun atau setara 19,39 persen total kredit yang diberikan BRI sepanjang tahun ini.
Jumlah tersebut bagi pelaku usaha UMi disalurkan kepada nasabah yang mendapat layanan dari tiga entitas pada Holding Ultra Mikro yaitu BRI, PNM, dan Pegadaian. Secara makro, kesuksesan di level mikro itu mampu berkontribusi dalam mendukung perekonomian nasional, hal ini menjadi bukti bagaimana BRI dengan holdingnya yang fokus pada ultra mikro mampu terus berkinerja secara positif dan sehat dalam mendukung UMKM.
Dia menyatakan, pembentukan ultra mikro ini menegaskan peran BRI menjadi katalisator bagi ekonomi rakyat.