WahanaNews-Travel | Sekretaris Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Ni Wayan Giri Adnyani mengatakan, saat ini kesehatan dan kebersihan menjadi aspek utama yang dipertimbangkan wisatawan dalam memutuskan datang atau membeli suatu paket wisata.
"Dulu, harga itu aspek yang pertama bagi sebagian wisatawan untuk memutuskan akan datang atau membeli paket, namun dengan pandemi COVID-19 yang kita alami, aspek ini bergeser," kata dia dalam webinar bertajuk "New Paradigm of Indonesia Tourism Industry Trend 2023", Selasa.
Baca Juga:
Kalimantan Selatan Tuan Rumah, Ini Arti dan Makna Logo Resmi HPN 2025
Giri, dalam acara yang diisi dengan peluncuran Data Riset Tren Industri Pariwisata oleh Pusat Data dan Sistem Informasi Kemenparekraf bekerja sama dengan tiket.com, itu juga menuturkan aktivitas luar ruangan serta keberlanjutan pun menjadi aspek yang menentukan keputusan wisatawan.
Dia kemudian menyebutkan, penelitian menunjukkan bahwa wisatawan berkenan untuk membayar lebih mahal apabila destinasi yang dia tuju peduli masalah keberlanjutan lingkungan, konservasi lingkungan.
Mereka, menurut studi, bahkan mau untuk berpartisipasi terkait dengan masalah lingkungan.
Baca Juga:
Pemkab Dairi Siap Dukung Gugus Tugas Polri Sukseskan Ketahanan Pangan
"Oleh karena itu, program pemerintah mengenai CHSE yaitu sertifikasi terkait cleanliness, health, safety dan enviromental sustainability, itu sudah sangat sesuai dengan kebutuhan atau tren yang ada," tutur Giri.
Menurut dia, wisatawan kini lebih memperhatikan masalah kesehatan dan lebih memanfaatkan digitalisasi termasuk pelayanan dengan minimal kontak langsung atau touchless services dan penggunaan gawai.
"Touchless services, masalah health and safety menjadi hal yang utama, kemudian masalah sustainability juga menjadi perhatian semua, bukan hanya yang menyiapkan atraksinya, tetapi juga traveller-nya," kata dia.
Maka dari itu, dia memprediksi nantinya pendorong utama keputusan untuk seseorang melakukan perjalanan adalah faktor kualitas baik terkait kesadaran penuh atau mindfullness, budaya, dan pengaturan akomodasi perjalanan yang berkualitas.
Lebih lanjut, Giri mengatakan seiring pandemi COVID-19 yang semakin tertangani, wisatawan nusantara terus meningkat. Pada tahun 2021, tercatat sekitar 603 juta perjalanan dengan pergerakan wisatawan terbanyak di Pulau Jawa termasuk Jakarta dan Banten.
"Berdasarkan jenis kelamin, pria yang mendominasi, kelompok usia paling tinggi 25-34 tahun. Tujuan perjalanan untuk mengunjungi teman atau keluarga, kemudian berlibur dan rekreasi," kata dia.
Pernyataan Giri terkait tren wisata kesehatan senada dengan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno. Dia mengatakan, nantinya terjadi peningkatan permintaan terkait wisata kesehatan.
"Orang ingin healing, untuk benerin feeling. Refreshing yang tidak bikin kantong kering apalagi kepala pening," demikian ujar dia.(jef)