Lebih lanjut dia menjelaskan, sebagai satuan kerja Kemenparekraf yang berkantor di Labuan Bajo, BPOLBF terus berkoordinasi dan berkolaborasi dengan lintas pemangku kepentingan, baik dengan otoritas setempat mulai dari Syahbandar, Basarnas, Polairud Polres Manggarai Barat, Balai TNK, Dispar Manggarai Barat, Lanal Labuan Bajo, Satpamobvit Polres Manggarai Barat dan instansi pemerintah lainnya maupun asosiasi kapal wisata yang selama ini siap sedia berkoordinasi dan berkolaborasi, serta merespon cepat segala kejadian darurat demi mengantisipasi agar musibah serupa tidak terjadi karena akan berdampak pada citra pariwisata Labuan Bajo.
"Koordinasi lintas stakeholder ini merupakan bentuk kesiapan command center yang kami harapkan dapat meminimalisir potensi kebencanaan. Kami juga mengimbau para pelaku industri parekraf di Labuan Bajo termasuk BPOLBF sendiri untuk mengutamakan aspek keselamatan dan keamanan. Salah satunya dengan menyediakan fasilitas keselamatan sesuai standar dan selalu mengecek kelaikan kapal sebelum berlayar, dan wajib mengurus clearance sebelum berlayar agar tetap berada dalam pemantauan otoritas pelabuhan," katanya.
Baca Juga:
BPOLBF Perkuat SOP Keamanan Wisata Bahari dengan Koordinasi Otoritas Terkait
Demi keamanan dan kenyamanan wisatawan, BPOLBF mengingatkan 4 hal bagi pelaku perjalanan wisata yakni, pertama mencari referensi legalitas operasional travel agent, tour operator, kapal wisata yang terdaftar resmi.
Kedua, melakukan cek dan recek terkait kondisi iklim yang tepat untuk berlibur ke pulau.
Ketiga, memastikan kondisi badan fit dan mampu beraktivitas dengan baik. Apabila ada keluhan, untuk segera melaporkan ke guide atau bisa mengecek kondisi di fasilitas kesehatan puskesmas maupun rumah sakit. Memberikan informasi riwayat kesehatan kepada operator wisata sehingga dapat diantisipasi perlakuan kesehatan khusus apabila diperlukan.
Baca Juga:
Liburan Nataru ke Labuan Bajo? Berikut Tips Agar Terhindar Travel Bodong
Keempat, menyimpan nomor kontak darurat agar tahu harus menghubungi siapa saat mengalami musibah selama dalam perjalanan.
[Redaktur: Sutrisno Simorangkir]