WahanaTravel.co | Kawasan objek wisata Embung Tonogoro, Banjaroyo, Kalibawang, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) kini disulap menjadi area perkebunan buah kualitas super premium. Aneka buah seperti durian jenis musang king, durian bawor, alpukat kendil hingga alpukat aligator ditanam di kawasan tersebut.
Penanaman buah berkualitas super premium itu dilakukan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Kegiatan ini bagian dari program rehabilitasi Daerah Aliran Sungai (DAS) di Bukit Menoreh yang pelaksanaannya menggandeng PT Bharinto Ekatama (BEK).
Baca Juga:
PTBA Sukses Edukasi Warga Budidaya Tanaman Berbasis Otomasi di Muara Enim
"Saat ini kita berada di lokasi rehab DAS yang dilaksanakan oleh PT BEK, salah satu pemegang izin yang kita minta untuk menanam di lokasi Bukit Menoreh, sebagai bagian dari kewajiban yang harus mereka selesaikan terkait izin pakai kawasan," ucap Direktur Konservasi Tanah dan Air, KLHK, Muhammad Zainal Arifin, seperti dilansir detikcom, Sabtu (5/2/2022).
Arifin menjelaskan dalam program ini perusahaan mitra diminta untuk menanam bibit pohon buah-buahan karena memiliki kandungan air tinggi. Tujuannya untuk menjaga neraca hidrologi di Bukit Menoreh yang selama ini didominasi oleh pohon Sengon.
Pohon Sengon sendiri bersifat menyerap air sehingga berpotensi mengganggu ketersediaan air untuk menyuplai DAS dari Bukit Menoreh. Di sisi lain, Bukit Menoreh telah dianggap sebagai menara air yang rutin mendistribusikan air untuk wilayah Kulon Progo, Jogja, dan Magelang.
Baca Juga:
Sumsel Dorong Pembangunan Ekonomi Rakyat Berbasis Agrowisata
"Kita mensubtitusi tanaman-tanaman yang ada di sini, kan lebih banyak dominasinya Sengon. Sengon ini adalah tanaman fast growing. Fast growing itu membutuhkan lebih banyak air daripada tanaman yang lain, sehingga dalam jangka waktu panjang, dia dapat mengganggu neraca hidrologi di bukit menoreh ini," ujar Arifin.
"Bukit Menoreh sebenarnya menara air alami yang menyuplai air ke Yogyakarta, Kulon Progo, Magelang dan sebagainya. Nah kita subtitusi dengan tanaman buah-buahan yang lebih evergreen. Hijaunya lebih lama, menampung air lebih lama, sehingga bisa membantu neraca hidrologi yang ada di sini," sambungnya.
Tak hanya merehabilitasi DAS, program ini juga menjadi upaya menyulap Embung Tonogoro sebagai area pengembangan kebun buah berkualitas super di kawasan perbukitan Menoreh. Buah-buah yang ditanam di kawasan ini pun dijamin bibit unggul dan bersertifikat. Akhirnya dipilih bibit buah durian musang king, durian bawor, alpukat kendil, dan alpukat aligator.
"Bibit-bibit ini adalah okulasi dan bersertifikat, dan teman-teman petani di sini sudah sangat paham dengan bibit-bibit yang baik, sehingga kalau kita sajikan bibit yang kurang baik mereka tidak mau menanam. Itu juga kita meminta tolong kepada teman-teman pemegang izin mereka harus menyediakan bibit super premium yang bernilai ekonomi tinggi, sehingga nantinya bisa dimanfaatkan teman-teman petani yang memiliki lahan di sini," ucap Arifin.
Nantinya pohon buah ini bakal dirawat kelompok tani, dan hasilnya bisa untuk meningkatkan perekonomian masyarakat. Sekaligus dengan harapan mengedukasi masyarakat sekitar untuk pengelolaan ekosistem DAS produktif.
"Nah sehingga masyarakat ikut meningkat kesejahteraannya, tapi juga membangun konsep pemulihan lingkungan membangun menara air alami yang ada di bukit Menoreh ini," ucap Arifin. [JP]