Wahanatani.com | Badan Pusat Statistik (BPS) merilis pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Selatan terkontraksi 1,66 persen pada triwulan IV-2021 jika dibandingkan triwulan sebelumnya.
Jika diamati tren dalam empat tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi Sumsel selalu terkontraksi pada triwulan IV, kata Kepala BPS Provinsi Sumsel Zulkipli secara virtual, Senin (7/2/2022).
Baca Juga:
Bank Indonesia Kaltim: Pembangunan IKN Berdampak Positif pada Perekonomian Daerah
Akan tetapi, pada 2021 ini menjadi yang terendah karena pada 2018 dan 2019 mengalami pertumbuhan minus 3,0 persen, dan 2020 minus 2,78 persen.
Sebelumnya, pada triwulan III 2021 pertumbuhan ekonomi Sumsel mencapai 2,46 persen, triwulan II 4,34 persen, dan triwulan I terkontraksi 0,01 persen.
Namun, jika dilihat secara year on year (yoy) dengan membandingkan antara triwulan IV tahun 2021 dengan triwulan IV tahun 2020 maka ekonomi Sumsel mengalami pertumbuhan sebesar 5,12 persen. Angka ini lebih tinggi dari angka nasional yang 5,02 persen.
Baca Juga:
Paslon Gubernur PDIP Steven Kandouw-Denny Tuejeh Janjikan Program Unggulan Majukan Sulut
Ini menunjukkan bahwa sudah terjadi perbaikan ekonomi jika dibandingkan tahun 2020, yang mana terjadi kontraksi cukup dalam hingga minus 1,21 persen secara year on year. “Tapi ini masih di bawah capaian 2019 dan 2018,” kata dia.
Secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi Sumsel pada 2021 dibandingkan 2020 mencapai 3,58 persen. Performa positif ini tak lepas dari kinerja baik dari beberapa sektor lapangan usaha.
Dari 17 lapangan usaha, sektor pertambangan mencatat pertumbuhan tertinggi 9,47 persen, disusul real estat 8,69 persen, jasa kesehatan 8,51 persen, jasa pendidikan 8,39 persen, perdagangan 8,11 persen.