Saat harga gandum melonjak gara-gara konflik di Ukraina, maka jangan kaget kalau harga sejumlah kebutuhan pokok bakal ikut naik. Dalam beberapa waktu ke depan, mungkin harga mie, roti, dan sereal akan terkerek.
"Kami memperkirakan harga roti, sereal, dan mie instan akan naik, atau setidaknya ukurannya bakal menyusut seperti tahu dan tempe saat harga kedelai naik. Tahun lalu, Indonesia mengimpor gandum senilai US$ 946 juta dari Ukraina, porsi terbesar dari keseluruhan impor HS10 yang sebesar US$ 3 miliar," papar Putera Satria Sambijantoro, Ekonom Bahana Sekuritas, dalam risetnya.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
Kalau ini benar-benar terjadi, maka dampaknya juga akan dirasakan oleh penduduk miskin di Tanah Air. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, mie instan adalah salah satu komoditas pangan yang banyak dikonsumsi oleh rakyat miskin.
Pada September 2021, mie instan menyumbang 2,56% dari garis kemiskinan di perkotaan sedangkan di perdesaan kontribusinya 2,29%. Sementara kontribusi roti terhadap garis kemiskinan di perkotaan adalah 1,76% dan di perdesaan 1,7%.
"Oleh karena itu, dampak inflasi akibat perang tidak bisa dikesampingkan. Produk gandum dan kedelai, bersama minyak goreng, menyumbang 3-4% terhadap Indeks Harga Konsumen. Ini hampir sama dengan beras. Jadi kenaikan harga produk-produk tersebut bisa menaikkan inflasi Indonesia lebih dari 0,04 poin persentase," lanjut Helmi. [tum]