Pada kesempatan yang sama, pengamat POPT Kecamatan Malangke dan Malbar, Guntur Bardin, menjelaskan bahwa pembuatan PGPR dan POC ini tidak terlalu sulit, karena semua alat dan bahannya bisa didapatkan di lingkungan sekitar.
“Pembuatan PGPR dan POC ini adalah salah satu alternatif untuk mencegah serangan penyakit pada tanaman,” ucap Guntur.
Baca Juga:
Pemkab Dairi Siap Dukung Gugus Tugas Polri Sukseskan Ketahanan Pangan
Hal itu, kata dia, sudah dibuktikan di BPTH Kabupaten Maros.
“Pembuktian bahwa PGPR dan POC ini mampu mengatasi berbagai jenis penyakit pada tanaman itu sudah dibuktikan oleh BPTH Maros melalui kegiatan kajian yang telah dilakukan. “Untuk mengendalikan sumber penyakit dalam tanah, maka penggunan PGPR adalah solusinya,” ungkap dia.
“Kenapa ini kita sosialisasikan karena menurut hasil kajian BPTPH Maros beberapa waktu bahwa ini salah satu alternatif yang bisa mengendalikan penyakit dalam tanah untuk mencegah berbagai penyakit yang da dalam tanah. Sementara POC sendiri adalah pupuk perangsang tumbuh agar tanaman dapat tumbuh dengan subur dan sehat,” pungkasnya.
Baca Juga:
Polsek Bagan Sinembah Gelar Kegiatan Launching Gugus Tugas Polri dan Ketapang.
Dikutip berbagai sumber bahwa Bakteri PGPR itu hidup berkoloni di sekitar perakaran tanaman dan bersifat menguntungkan bagi tanaman.
Bakteri ini memiliki peran yang sangat penting bagi pertumbuhan tanaman dan memberi keuntungan bagi proses fisiologi tanaman.
Akar adalah sumber kehidupan, di sana terjadi pertukaran udara, unsur hara, dan dekomposisi.(jef)