Kemudian secara ekonomi, pertanian organik memiliki nilai harga yang lebih tinggi dari beras nonorganik. Hal ini karena kandungan gizi dan mineral yang terkandung dalam produk beras organik dinilai lebih baik ketimbang beras non organik.
“Peningkatan gaya hidup sehat yang marak diterapkan turut meningkatkan nilai tawar beras organik sebagai pilihan produk yang lebih sehat,” katanya.
Baca Juga:
Produksi Beras Meningkat, Bapanas Pastikan Petani Tetap Untung Lewat Harga Gabah Resmi
Omzet petani di program Jejak Setapak
Adapun omzet petani dalam program Jejak Setapak mencapai Rp 240 juta per panen. Sedangkan omzet pemuda yang mengelola akuaponik sebesar Rp 5,9 juta setiap bulan.
“Alhamdulillah, program Jejak Setapak Subang Field ini telah membantu ekonomi masyarakat Kelurahan Plawad,” ujar dia.
Baca Juga:
Percepat Swasembada Pangan, Wapres Raka ke NTT Temui Petani Kolisia Sikka
Senior Manager PT Pertamina EP (PEP) Zona 7 Subang Field Ndirga Andri Sisworo mengatakan, program Jejak Setapak adalah salah satu kontribusi perusahaan dalam menjaga kondisi pertanian masyarakat agar tetap lestari.
Hal ini sejalan dengan komitmen perusahaan untuk menjalankan bisnis migas berkelanjutan yang berlandaskan prinsip Environmental, dan Social and Governance (ESG).
Yakni dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan di sekitar wilayah daerah operasi perusahaan.