"Situasi belum stabil. Wilayah konflik terus bergerak dan kami berharap perdamaian bisa segera tercipta. Dengan demikian, kami bisa menanami lagi lahan yang berada di zona perang," sambung Leshchenko.
Indonesia Tergantung Kedelai Impor
Baca Juga:
Kunjungi Lampung, Mendag Hadiri Gerakan Tanam Kedelai di Tanggamus
Di Indonesia, kedelai adalah bahan baku utama pembuat tahu-tempe. Makanan ini sama sekali tidak mewah, tetapi bahan bakunya sebagian besar didatangkan dari impor.
Mengutip laporan Outlook Kedelai 2020 terbitan Kementerian Pertanian, produksi kedelai Tanah Air cenderung turun.
Pada 2015-2019, produksi kedelai nasional terlihat mengkhawatirkan karena terus menurun cukup signifikan sebesar 37,33% pada 2017 dari tahun sebelumnya yang juga turun 10,75%.
Baca Juga:
Turunkan Harga Kedelai, Mendag Ganti Selisih Harga
Sedihnya, laporan Kementerian Pertanian mengakui bahwa Indonesia semakin tergantung terhadap kedelai impor. Selama periode 2015-2019, tingkat ketergantungan impor (Import Dependency Ratio/IDR) ada di 78,44%.
Jika harga kedelai impor terus menanjak, maka hanya ada dua kemungkinan nasib tahu-tempe. Harga naik atau ukuran menciut.
Makanan pokok di Indonesia adalah nasi. Namun gandum dan kedelai juga banyak dikonsumsi karena menjadi bahan baku untuk makanan seperti mie, roti, dan tahu.