Prof. Tualar menyebutkan bahwa salah satu permasalahan perwujudan kemandirian pangan di Indonesia adalah semakin berkurangnya lahan pertanian.
Untuk itu, seiring dengan semakin bertumbuhnya perkotaan, pertanian urban melalui smart farming dapat menjadi solusi.
Baca Juga:
Mengenal Hama Kutu Daun Persik pada Tanaman Cabai dan Cara Membasminya
Selain dapat dilakukan di lahan terbuka, jelas dia, bertani juga dapat dilakukan di lahan tertutup dengan mengoptimalkan ruangan di dalam atau atap gedung.
Bertani juga dapat dilakukan dengan berbagai metode. Prof. Tualar mengatakan bahwa saat ini banyak orang menganggap smart farming itu sulit.
Padahal, dengan perkembangan teknologi komunikasi saat ini, smart farming terbilang mudah, Hal tersulit justru mengubah pola pikir.
Baca Juga:
Petani di Karawang Raup Cuan Ratusan Juta Sekali Panen dari Pertanian Organik
“Begitu pola pikirnya diubah menjadi bekerja cerdas, itu smart farming sudah otomatis berjalan dengan sendirinya,” kata Prof. Tualar.
Ada banyak keuntungan dari pertanian perkotaan, di antaranya tingginya target pasar di perkotaan. Pertanian urban pun dapat menjadi bagian dari agrowisata dan edukasi pertanian sejak dini kepada anak-anak.
Selain itu, pertanian urban juga membutuhkan para para petani pintar atau petani digital dengan pola pikir work smarter.