"India juga disebut meminta Indonesia sementara mengurangi blending biodiesel yang saat ini adalah wajib B30. "Untuk sementara, Indonesia bisa lebih mengutamakan makanan daripada bahan bakar," ujar seorang sumber.
Harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) sendiri juga terus mengalami kenaikan harga. Pada perdagangan Kamis (3/3/2022) lalu, harga kontaknya mencapai rekor baru senilai 7.108 ringgir Malaysia per ton, demikian dilaporkan laman tradingeconomics.com.
Baca Juga:
Harga CPO Naik Signifikan, Dorong Pertumbuhan Ekspor Indonesia
Harga CIF India untuk pengiriman pada Maret 2022 adalah US$1.925 per ton CPO. Untuk minyak kedelai adalah US$1.865 per ton dan minyak rapeseed US$1.900 per ton.
"Perusahan refinery Asia dan Eropa sudah menaikkan pembelian minyak sawitnya untuk hampir sebulan guna menggantikan minyak bunga matahari. Aksi beli ini mendongkrak harga minyak sawit ke level yang irasional," Reuters mengutip sumber.
B30 Harus Berhenti Sebentar?
Baca Juga:
Kejagung Geledah Kantor KLHK Terkait Dugaan Korupsi Kelapa Sawit Senilai Ratusan Miliar
Kepada CNBC Indonesia, Direktur Center of Economic and Law Studies Bhima Yudhistira mengatakan pemerintah untuk segera menekan konsumsi CPO untuk B30 dan berfokus pada kebutuhan pangan. Dengan begitu pasokan CPO untuk migor bisa terjamin dan harganya tidak akan bergejolak lagi.
"B30 harus mengalah sebentar. Dengan begitu, CPO untuk biodiesel dari 43% jadi di bawah 30%. Ini bisa dilakukan, tidak ada regulasi yang dilanggar. Cuma masalah komunikasi saja dari pemerintah. Pemerintah bisa menghentikan sementara subsidi B30 dari BPDPKS," jelasnya.
Pada 2020, dia menjelaskan BPDPKS menyalurkan dana Rp 28 triliun dan menjadi Rp 51,86 triliun pada 2021 untuk intensif B30. Hal ini harus dilakukan sebab prioritas untuk pangan.