Wahanatani.com I Ada sebanyak 70 persen orang tinggal di perkotaan, yang artinya 70 persen konsumen hasil tani berada di kota, sedangkan keseluruhan hasil tani dihasilkan di desa.
Permasalahan distribusi hasil tani membutuhkan biaya yang tinggi sehingga menyebabkan produk hasil tani tidak kompetitif.
Baca Juga:
Cheri Bayuni Budjang Dukung Penuh KWT Mandiri di Kabupaten HST
Karenanya, budi daya tanaman sistem hidroponik merupakan salah satu upaya adaptasi dalam keterbatasan lahan, degradasi kualitas lahan, dan adanya dampak negatif perubahan iklim global.
Menurut Dosen Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM), Eka Tarwaca Susila Putra, Ph.D., saat ini kondisi lahan tidak semakin membaik tetapi justru malah mengalami penyempitan.
"Jika kondisi ini terus menerus terjadi maka akan memunculkan kendala terkait dengan lahan. Saat ini kondisi lahan bukan semakin membaik tetapi malah mengalami pengurusan," ujar Eka seperti dikutip dari laman UGM, Selasa (23/11/2021).
Baca Juga:
Tanam 5 Pohon Ganja, Pesulap IAS di Tangkap
Dijelaskan, dampak dari permasalahan ini bukan hanya terkait harga, namun juga kualitas hasil pertanian akan menurun karena kurangnya zat hara pada lahan.
Lahan yang tercemar akibat penggunaan pupuk dan pestisida yang berlebih, dapat menjadi pemicu ledakan populasi hama, penyakit, dan gulma. Disamping itu, dalam kondisi cuaca ekstrem dapat menyebabkan banjir dan kekeringan.
"Sehingga diperlukan solusi baru dalam proses produksi tanaman," tutur Eka.