Selain di Padang dan Lombok, program ECHO-Green juga dijalankan di Kecamatan Godong dan Penawangan, Grobogan, Jawa Tengah. Generasi muda bersama para perempuan di sana menjadikan jerami dan sekam sebagai media jamur yang bernilai tinggi.
Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, Vincent Piket, saat diwawancara wartawan seusai menutup program romoting Green Economic Initiatives by Women and Youth Farmer in The Sustainable Agriculture Sectors in Indonesia atau ECHO-Green di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Senin (27/2/2023).
Baca Juga:
Polres Taput Dukung Asta Cita Presiden Salah Satunya Meningkatkan Ketahanan Pangan
Dalam tiga tahun, program ini telah memfasilitasi penyusunan 16 peraturan desa tentang tata kelola wilayah desa secara partisipatif dengan lima peta tematik di 99 desa, seperti peta potensi sumber daya alam desa, penggunaan lahan pertanian, bencana kerentanan, tata kelola sumber daya air dan irigasi, serta kawasan konservasi tinggi. Mereka juga melahirkan 147 kelompok tani di 3 kabupaten, 73 kelompok di antaranya kelompok tani muda.
”Kami sadar kebutuhan pekerjaan nonpertanian di kota sangat tinggi. Namun, kita membutuhkan generasi muda untuk mengembangkan pertanian, pangan, dan logistik. Generasi muda ini harus tertarik untuk kembali ke desa dan mengembangkan kampung halaman mereka,” kata Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia Vincent Piket.
Noor Avianto, Koordinator Pangan dan Pertanian di Direktorat Pangan dan Pertanian Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), memaparkan, petani Indonesia sudah menua. Sebanyak 64,2 persen petani sudah berusia di atas 45 tahun sehingga butuh generasi muda untuk melirik potensi sektor pertanian. [tum/Kompas.id]