Mereka juga mengimbau mitra internasional untuk meningkatkan tekanan politik dan diplomatik, serta sanksi pada kepemimpinan Federasi Rusia untuk pembebasan warga negara Ukraina yang tidak bersalah.
Untuk kasus ini Ukraina dan negara-negara mitra akan melanjutkan perjuangan bersama untuk kebebasan mereka, termasuk dalam kerangka Platform Crimea Internasional.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
Penangkapan sewenang-sewenang disertasi persekusi telah menimpa para pemimpin Muslim Krimea sejak Rusia menjajah Semenanjung Krimea.
Pada 10 Februari 2022, sekelompok tentara Rusia menggrebek tokoh Muslim Crimea, Leila Ibragimova di Melitopol di tenggara Ukraina.
Leila Ibragimova dituding mengetahui tentang Azad, organisasi Tatar Crimea lokal, serta nama dan alamat para aktivis dan pemimpin opini di daerahnya.
Baca Juga:
Selama di Indonesia Paus Fransiskus Tak Akan Naik Mobil Mewah-Anti Peluru
Meski dibebaskan, Ibragimova mengalami trauma atas perlakuan tersebut.
Selama delapan tahun terakhir kehadiran Rusia di Crimea, rumah para aktivis telah digeledah, hampir semua media independen Tatar Crimea ditutup dan jurnalis lokal dipaksa untuk pergi atau mengubah fokus mereka dari politik ke hiburan. Ada sensor penuh dari media lokal.
Politik Russifikasi juga telah berlangsung dengan kekuatan penuh. Sementara di atas kertas rimea memiliki tiga bahasa resmi, yaitu Rusia, Tatar Crimea dan Ukraina, para aktivis dan pakar lokal mengatakan bahwa sekolah-sekolah dilarang mengajar dalam Tatar Crimea dan Ukraina. [afs]