WahanaNews-Persona | Pemerintah Ukraina mengecam penangkapan secara sewenang-wenang dan penahanan secara sepihak terhadap tokoh Muslim yang merupakan Wakil Ketua Dewan Majelis Tatar Crimea Nariman Dzhelyalov.
Pada 4 September 2021 Dzhelyalov dan empat warga Krimea lainnya ditahan pemerintah Rusia atas tuduhan keterkaitan dengan kerusakan pipa gas di desa Perevalnoye, di jalan raya dari Simferopol menuju Yalta.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
Kantor Kementerian Luar Negeri Ukraina menilai penahanan Nariman Dzhelyal dan dakwaan, yang diajukan terhadapnya, sebagai balas dendam Rusia atas partisipasinya dalam KTT Pelantikan Platform Crimea Internasional pada 23 Agustus 2021, serta upaya lain untuk mematahkan semangat perlawanan terhadap pendudukan di Semenanjung.
Rusia mengumumkan pada 21 September apa yang disebut "putusan" dalam kasus Nariman dan saudara-saudara Akhtemov mengenakan masing-masing dari mereka menghadapi hukuman penjara 15 tahun.
“Kami mengutuk tindakan seperti itu dari Federasi Rusia dan mengingatkan bahwa di bawah Konvensi Jenewa Rusia sebagai kekuatan pendudukan bertanggung jawab untuk menyediakan kondisi kehidupan yang sesuai di wilayah itu, di mana ia telah membentuk kontrol yang efektif,” tegas Kemlu Ukraina.
Baca Juga:
Selama di Indonesia Paus Fransiskus Tak Akan Naik Mobil Mewah-Anti Peluru
Nariman Dzhelyal tidak dapat berpartisipasi dalam KTT ke-2 Platform Krimea, tetapi para peserta mendesak Rusia untuk segera membebaskannya.
Seruan ini juga diabadikan dalam Pernyataan Bersama yang disetujui oleh KTT pada 23 Agustus 2022.
“Kami menyerukan kepada Rusia untuk segera membebaskan Nariman Dzhelyal dan semua warga Ukraina lainnya yang ditahan secara ilegal di Krimea yang diduduki sementara serta di wilayahnya sendiri!” tuntut para peserta.