WahanaNews-Persona | Sempat dibui tiga kali di tengah perjuangannya menegakkan reformasi, Anwar Ibrahim akhirnya ditunjuk menjadi perdana menteri Malaysia pada Kamis (24/11).
Pemimpin koalisi partai Pakatan Harapan (PH) itu menjadi orang nomor satu di Malaysia setelah perjalanan panjang dan berbagai drama dalam karier politiknya.
Baca Juga:
Ada Proyek IKN, Malaysia Siapkan Anggaran Rp 3,5 Triliun untuk Peningkatan Keamanan di Perbatasan
Sebelum ditetapkan menjadi PM saja, Anwar harus melakoni drama karena tak ada pemenang mutlak dalam pemilu akhir pekan lalu.
Ia dan rival terberatnya dalam pemilu, Muhyiddin Yassin, pun sempat saling klaim kemenangan.
Namun, Raja Malaysia, Al-Sultan Abdullah, akhirnya mengakhiri drama itu dengan menunjuk Anwar menjadi PM yang baru pada Kamis (24/11). Nama Anwar keluar sebagai pemenang setelah Raja berkonsultasi dengan sultan dari sembilan negara bagian dalam rapat darurat hari ini.
Baca Juga:
Terkait Persoalan TKI di Malaysia, Anwar Ibrahim: Beri Waktu 2-3 Bulan Saya Mampu Menyelesaikan
Dengan penunjukan ini, drama panjang Anwar menuju kursi PM berakhir sudah.
Kehidupan politik Anwar memang tak jauh dari drama. Semuanya bermula ketika ketika tokoh kelahiran 10 Agustus 1947 itu aktif memimpin gerakan siswa Islam di Malaysia pada medio 1960 hingga 1970-an.
Sebagai aktivis yang lantang menyuarakan reformasi, Anwar pertama kali merasakan dingin lantai bui pada 1974.