Ja’far pun berniat sebagai penerus tokoh nasional, BJ Habibie, yang telah berjasa dalam keilmuannya dibidang pesawat. Bahkan ia sudah di undang oleh Dr.-Ing. H. Ilham Akbar Habibie, Dipl.Ing., M.B.A. selaku pakar penerbangan yang merupakan anak pertama dari pasangan Hasri Ainun Habibie dan B. J. Habibie, Presiden Indonesia periode 1998–1999. Ilham habibie sangat berbangga atas prestasi nya yang telah disumbangkan kepada negara ini.
“Kalau Pak BJ. Habibie dalam bidang pesawat, saya ingin menjadi penerusnya sebagai ilmuwan dalam bidang kesehatan, dan momentum Hari Sumpah Pemuda (HSP) ke-94 tahun 2022 ini untuk menambah semangat saya menjadi penerus beliau. Ini semua juga tidak terlepas dari dukungan Pak Kapolri selaku ayah angkat saya yang membimbing saya selama ini, Pak Presiden, dan semua yang mendukung saya,” ucapnya lagi.
Baca Juga:
Pelestarian Kain Tenun, Disdikbud Sultra Gelar Job Fair di Kendari
Berdasarkan hal itu, Ja’far berharap agar pemuda di Indonesia tidak takut dalam berkarya, “Karena kita sudah disumpah sebagai mana Sumpah Pemuda diikrarkan, kebanggaan terlihat jelas pada segenap pemuda perumusnya. Makna Sumpah Pemuda terlihat jelas dalam setiap kalimat yang mengandung semangat juang dan rasa bangga atas menjadi bangsa Indonesia,” katanya sembari berharap para pemuda di Indonesia dapat berkarya.
Hal itu tentu juga harus dilakukan oleh para generasi muda sekarang, bagaimana mencintai negaranya melebihi yang lain. Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya akan sumber daya alam dan beragam budayanya. Kekayaan inilah yang seharusnya dijadikan para generasi muda sekarang untuk melestarikan dan bangga menjadi bangsa Indonesia.
Ja’far mendefinisikan makna Sumpah Pemuda selanjutnya adalah sebagai ajakan untuk menjaga keutuhan bangsa. Ini merupakan hal yang harus dilakukan oleh seluruh rakyat Indonesia.
Baca Juga:
Pemkot Surabaya Beri Penghargaan untuk 36 Pemuda Berprestasi di Hari Sumpah Pemuda
“Makna Sumpah Pemuda harus ditanamkan kepada para generasi muda Indonesia sejak dini melalu pelajaran sejarah dan pendidikan kewarganegaraan,” tutur Ja’far.
Pengenalan sejak dini tersebut bertujuan untuk menumbuhkan sikap nasionalisme dan patriotisme bagi generasi muda. Sebab kata Ja’far, perkembangan teknologi saat ini cukup pesat sehingga berpengaruh pada pola pikir generasi muda.
“Bahkan rasa nasionalisme juga sudah mulai terkikis. Apabila tidak dihadapi dengan bijak, maka generasi muda akan kehilangan jiwanya sebagai bangsa Indonesia. Lebih buruknya lagi, mereka akan melupakan sejarah bangsanya sendiri,” tutup Ilmuwan berkelas dunia itu.[zbr]