Selanjutnya, Ja’far berencana obat herbal tersebut akan dibagikan kepada warga sekitar klinik yang berlokasi Simpang Limun di Jalan Seksama Ujung, Nomor 86, Kelurahan Medan Tenggara, Kecamatan Medan Denai, Kota Medan yang mana tempat tersebut sebagai tempat penelitian tokoh dunia peneliti kesehatan dunia, Toko Obat Herbal Alisha Zhafra Medina Hasibuan dan Klinik Biofar SS serta di kirim ke masyarakat terpencil pelosok Negeri bagi masyarakat yang membutuhkannya.
“Rencananya herbal ini mau dibagi-bagikan di depan Klinik kita dan masyarakat, siapapun yang butuh herbal, baik sakit luar maupun dalam, baik untuk manusia maupun hewan,” tandasnya.
Baca Juga:
Pelestarian Kain Tenun, Disdikbud Sultra Gelar Job Fair di Kendari
Atas kebaikan dan perhatian Kapolri tersebut, Ja’far pun mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya, “Terima kasih saya ucapkan kepada Kapolri yang begitu peduli dan sangat baik kepada saya agar saya dapat terus mengembangkan potensi saya sebagai ilmuwan kesehatan berkelas dunia yang hasilnya nanti akan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat,” ucap Ja’far melalui media.
Ja’far juga menyebutkan bahwa, “Ayahanda Kapolri pahlawan penyelamat bagi kehidupan saya kalau gak ada pertolongan Allah SWT lewat perantara bapak Kapolri mungkin saya sudah tinggal di bawah jembatan, kelaparan dan ingat perjalanan saya dulu sejak Sekolah Dasar, hidup mandiri mencari sendiri biaya sekolah dan biaya hidup sudah terbiasa makan sekali dua hari terkadang air yang diperbanyak minum untuk bertahan hidup sangking tidak adanya dana,” jelas Ja’far sembari mencerdaskan masa lalunya.
Lebih lanjut diceritakan Ja’far bahwa ini menjadi pengalaman pahitnya, parahnya lagi ia mengaku nyaris mati, karena kelaparan, “Tak lupa sewaktu kuliah sambil jualan roti naik sepeda di tabrak orang mabuk hancur berkeping-keping, dagangan saya dicuri dan tidur di emperan untuk jualan roti, semasa kuliah pun tak pernah tidur senang terkadang tidur di dalam kelas dikarenakan untuk mencari biaya hidup dan kuliah,” ungkap Ilmuwan kelas dunia itu.
Baca Juga:
Pemkot Surabaya Beri Penghargaan untuk 36 Pemuda Berprestasi di Hari Sumpah Pemuda
Namun siapa sangka, Ja’far mengawali nya semua dari titik nol. Ia merupakan anak yang hidup di pelosok salah satu Desa di Sumatera Utara bersama 10 saudaranya, dan sebagai tulang punggung keluarganya. Atas kondisi itulah, ia berjuang dan bersaing di belahan dunia sejak duduk dibangku Sekolah Dasar dengan mandiri dan membiayai sekolahnya hingga jadi ilmuwan yang saat ini diakui oleh dunia international.
Bahkan, usai berhasil diakui sebagai seorang ilmuwan penemu Biofar SS, cobaan pun datang menghampiri Ja’far. Ia pernah menjadi korban sadis sindikat maling.
Tak hanya itu, Ja’far pun mengungkapkan bahwa dalam waktu dekat ini, ia akan menuju Jakarta untuk bertemu dengan Kapolri memenuhi undangan Bapak Kapolri Jenderal Listyo Sigit.
“Rencana mau diundang Pak Kapolri dalam waktu dekat ini, mudah-mudahan dapat bertemu secara langsung dan berterima kasih atas kebaikan beliau,” pungkasnya.