Kemudian faktor kedua adalah fokus masyarakat di saat Pemilu.
“Bukan hanya di industri otomotif, namun juga di industri-industri lain. Rata-rata masyarakat akan berfokus pada pemilu, dan biasanya pasar diproyeksi turun. Maka dari itu, setahun sebelum pemilu adalah momentum untuk mendapatkan volume (penjualan). Semua merek dan pabrikan akan gencar promosi, sehingga mendapatkan efek kenaikan penjualan,” terang Donny.
Baca Juga:
Tahun Depan, Suzuki Akan Perkenalkan SUV Listrik Konsep Awal
Selain Pemilu, Donny juga mengungkapkan tiga hal yang bisa menjadi perangsang pasar, khususnya pasar otomotif Indonesia.
“Harapannya di 2023, kami masih sangat optimistis. Kenapa? Kalau kita lihat secara overall ada tiga hal yang bisa merangsang pasar,” kata Donny.
Tiga hal yang bisa menjadi stimulus pasar, menurutnya adalah perkenalan produk baru, kondisi ekonomi, dan regulasi pemerintah.
Baca Juga:
Mengenal Cara Kerja, Kelebihan dan Kekurangan Mobil Hibrida
“Kalau perkenalan produk baru kami cukup siap. Ada beberapa produk yang kami siapkan di 2023, beberapa artinya lebih dari dua,” tuturnya.
Selanjutnya yaitu kondisi ekonomi. Donny yakin kondisi ekonomi Tanah air pada 2023 akan baik-baik saja, meskipun ada isu resesi.
“Ketiga adalah regulasi. Banyak regulasi besar sudah dikeluarkan saat ini, dan yang kami lakukan sekarang adalah bagaimana kami comply dengan regulasi tersebut, salah satunya adalah program LCEV (Low-Cost Emission Vehicle),” jelasnya.