Informasi kesehatan yang kurang akurat bisa ada di mana-mana. Tahun lalu, ahli bedah Amerika Serikat, Vivek Murthy, mengidentifikasi misinformation sebagai salah satu krisis kesehatan masyarakat.
Salah satu cara untuk menghindari misinformation adalah dengan meningkatkan literasi informasi. Mulailah mencari informasi melalui sumber-sumber terpercaya. Misalnya saja, situs-situs resmi organisasi kesehatan seperti WHO, CDC, dan lainnya.
Baca Juga:
Pjs. Bupati Labuhanbatu Utara Hadiri Peringatan HUT IDI ke-74
Beberapa rumah sakit dan universitas juga memiliki situs web dengan informasi kesehatan yang ditulis berbasis bukti ilmiah, misalnya saja Mayo Clinic.
"Sangat penting untuk selalu mendapatkan informasi dari sumber bereputasi baik, utamanya jika menyangkut kesehatan," ujar ahli kesehatan Beth Oller.
2. Mencari hasil-hasil studi
Baca Juga:
Kasus Dokter Aulia, Polisi: Pengakuan FK Undip-RS Kariadi soal Bully Permudah Penyelidikan
Kini, berbagai hasil studi terkait kesehatan bisa ditemukan di internet. Beberapa situs web seperti PubMed bahkan bisa diakses secara gratis tanpa berlangganan.
Namun, sebelum mempelajari lebih lanjut, Anda disarankan untuk lebih teliti memahami studi. Salah satu hal utama yang diperlukan dalam peluncuran hasil penelitian adalah proses peer review.
Peer review merupakan proses tinjauan yang dilakukan oleh ahli-ahli di bidang terkait, di luar tim penelitian untuk mengecek kualitas dan akurasi. Hati-hati memahami hasil studi yang belum melalui proses peer review.