Health.WahanaNews.co | Di zaman sekarang, informasi apa saja ada di internet, termasuk perkara gejala-gejala berbagai penyakit. Cukup dengan mengetik kata kunci, berbagai informasi gejala penyakit hadir berderet di dalam layar.
Kebiasaan itu pula yang kerap dilakukan banyak orang di zaman sekarang. Alih-alih memeriksakan diri ke dokter, hal pertama yang dilakukan saat mengalami gejala adalah mengeceknya melalui internet.
Baca Juga:
Pjs. Bupati Labuhanbatu Utara Hadiri Peringatan HUT IDI ke-74
Mengutip Psych Central, sebuah jajak pendapat menemukan bahwa 90 persen masyarakat Amerika Serikat (AS) mencari informasi mengenai gejala yang dialami melalui Google sebelum memeriksakan diri ke dokter.
Sayangnya, kebiasaan itu rawan terhadap self diagnose atau mendiagnosis diri sendiri tanpa melalui proses pemeriksaan medis. Betapa tidak, berbagai informasi yang hadir di internet tak bisa dikatakan 100 persen benar.
Kebiasaan ini dikenal juga dengan istilah cyberchondria. Nama terakhir merupakan kondisi saat seseorang mengkhawatirkan kesehatannya dan mencari gejala penyakit melalui internet, untuk kemudian mendiagnosis diri sendiri berdasarkan informasi yang didapat di internet.
Baca Juga:
Kasus Dokter Aulia, Polisi: Pengakuan FK Undip-RS Kariadi soal Bully Permudah Penyelidikan
Alih-alih membuat pikiran tenang dan bergerak untuk memeriksakan diri ke dokter, cyberchondria justru bisa membuat seseorang panik dan tak karuan.
Jadi, bagaimana Anda bisa menggunakan informasi di internet dengan efektif? Berikut beberapa tips yang bisa diikuti, mengutip Huffington Post.
1. Mulailah dengan situs web organisasi kesehatan resmi
Informasi kesehatan yang kurang akurat bisa ada di mana-mana. Tahun lalu, ahli bedah Amerika Serikat, Vivek Murthy, mengidentifikasi misinformation sebagai salah satu krisis kesehatan masyarakat.
Salah satu cara untuk menghindari misinformation adalah dengan meningkatkan literasi informasi. Mulailah mencari informasi melalui sumber-sumber terpercaya. Misalnya saja, situs-situs resmi organisasi kesehatan seperti WHO, CDC, dan lainnya.
Beberapa rumah sakit dan universitas juga memiliki situs web dengan informasi kesehatan yang ditulis berbasis bukti ilmiah, misalnya saja Mayo Clinic.
"Sangat penting untuk selalu mendapatkan informasi dari sumber bereputasi baik, utamanya jika menyangkut kesehatan," ujar ahli kesehatan Beth Oller.
2. Mencari hasil-hasil studi
Kini, berbagai hasil studi terkait kesehatan bisa ditemukan di internet. Beberapa situs web seperti PubMed bahkan bisa diakses secara gratis tanpa berlangganan.
Namun, sebelum mempelajari lebih lanjut, Anda disarankan untuk lebih teliti memahami studi. Salah satu hal utama yang diperlukan dalam peluncuran hasil penelitian adalah proses peer review.
Peer review merupakan proses tinjauan yang dilakukan oleh ahli-ahli di bidang terkait, di luar tim penelitian untuk mengecek kualitas dan akurasi. Hati-hati memahami hasil studi yang belum melalui proses peer review.
Selain itu, periksa juga sampel penelitian dan berbagai keterbatasan yang ditemukan si peneliti.
3. Berhenti mencari saat mulai merasa cemas
Jika pencarian justru membuat Anda stres dan cemas, maka hentikan pencarian informasi. Alih-alih membiarkan diri terlarut dalam rasa panik, Anda disarankan untuk menghubungi profesional medis demi mendapatkan jawaban.
"Jika Anda memperhatikan bahwa pencarian yang dilakukan justru membuat Anda cemas, maka inilah saatnya untuk menghubungi dokter," ujar Oller.
4. Kroscek dengan dokter
Anda juga disarankan untuk menyimpan hasil pencarian yang dilakukan. Setelah disimpan, diskusikan dengan dokter untuk mendapatkan jawaban mengenai kondisi kesehatan Anda.[zbr]