“Sagu itu identitas kami masyarakat Papua, karena sagu maka kami ada. Sagu begitu tuanya dengan adat dan budaya orang Papua,” ujarnya.
Sagu ketika dikelola dengan baik dan dikembangkan melalui teknologi maka akan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sebab, sagu tidak hanya dibuat sebagai papeda tetapi dapat dijual ke pasaran menjadi tepung sagu yang bersih dan berkualitas.
Baca Juga:
Laka Tunggal di Sentani, Tabrak Pembatas Jalan Pemotor Meninggal Dunia
“Tugas kita sebagai masyarakat asli Papua dan sebagai pimpinan adat harus memproteksi dan menyampaikan ke warga supaya kembali dan menjaga dusun sagu, jangan dijual untuk kesenangan sesaat, tetapi akan membuat anak cucu menderita seumur hidup,” katanya menambahkan.
Untuk menjaga lahan sagu, masyarakat harus selalu menjaga kelestarian hutan yang ditumbuhi berbagai tanaman sebagai sumber makanan pokok masyarakat Papua. Selain itu, hutan tempat hewan hidup di dalamnya, juga bisa menjadi sumber protein.
[Redaktur: Sutrisno Simorangkir/Antara]