Bagi masyarakat setempat, sagu merupakan makanan pokok yang telah diwariskan turun-temurun sejak zaman nenek moyang suku Sentani atau orang Papua bagian pesisir pada umumnya.
Sagu menjadi makanan utama baik di dalam keluarga maupun acara-acara adat yang digelar sejak zaman dulu hingga saat ini oleh masyarakat Kampung Yoboi maupun masyarakat Sentani pada umumnya.
Baca Juga:
Laka Tunggal di Sentani, Tabrak Pembatas Jalan Pemotor Meninggal Dunia
Pengelolaan sagu, khususnya di Kampung Yoboi, masih dilakukan secara tradisional atau biasa disebut ‘tokok’ guna mengambil serbuk pohon sagu menggunakan alat-alat tradisional.
Melihat hal ini, dengan jumlah pohon sagu yang sangat melimpah maka Representative, Food and Agriculture Organization of The United Nations for Indonesia atau Perwakilan Badan Pangan dan Pertanian Dunia untuk Indonesia (FAO-UN), akan memberikan alat pengolahan sagu dalam skala besar kepada masyarakat Kampung Yoboi.
Bantuan dari FAO-UN tersebut diharapkan dapat meningkatkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) masyarakat di Kampung Yoboi sekaligus menjadi percontohan pengolahan sagu modern di Indonesia.
Baca Juga:
Bawaslu Jayapura Libatkan Masyarakat untuk Mengawasi Tahapan Pemilu 2024
Survei
Guna mendukung rencana tersebut, FAO-UN melakukan survei langsung ke Kampung Yoboi didampingi jajaran Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Jayapura untuk melihat bagaimana pengolahan pohon sagu yang diolah selama ini menjadi tepung sagu.
Setelah rangkaian survei dilakukan, FAO-UN menggelar lokakarya dan diskusi publik bersama pemerhati lingkungan, tokoh adat, tokoh masyarakat, pelaku UMKM untuk mendengarkan langsung pendapat tentang rencana pemberian bantuan alat pengolah sagu tersebut.