Sementara, tingkat kebisingan pada bus listrik tersebut jauh lebih baik dibandingkan dengan bus diesel. E-Inobus rata-rata 71dB dan bus diesel 85db.
Untuk kecepatan, E-Inobus sanggup melesat maksimal 90 km/jam dan memiliki maksimal gradeability atau kemampuan mendaki tanjakan 14 persen.
Baca Juga:
Korupsi Dana Talangan PT INKA, Kejati Jatim Tetapkan Eks Dirut Tersangka
Nilai jual lainnya dari bus listrik itu adalah faktor efisiensi segi perawatan dan konsumsi bahan bakar. Bus listrik lebih efisien 58 persen dibanding bus diesel.
Hal itu didasarkan dari catatan pengujian yang sudah dilakukan E-Inobus dari lintas dalam kota dan luar kota (tol) dengan total jarak sejauh 122 kilometer.
Kerja sama Inka dan TCW terkait pengembangan moda transportasi listrik di kawasan wisata budaya dan cagar budaya telah dilakukan sejak beberapa bulan lalu.
Baca Juga:
Bank Muamalat Pimpin Pembiayaan Sindikasi Senilai Rp2,5 Triliun kepada PT INKA
Direktur Utama Inka Budi Noviantoro mengatakan, tahap awal moda transportasi listrik yang akan dikembangkan dalam kerja sama tersebut berupa tram mover dan shuttle bus. Kedua moda tersebut akan digunakan di kawasan Taman Mini Indonesia Indah (TMII).
Selain itu, pengembangan tersebut juga dalam rangka mendukung gelaran KTT G20 2022 di Indonesia.
"Kendaraan tram mover merupakan sesuatu yang baru dari sisi teknologi. Model ini saya kira akan menarik dan ikonik nanti di TMII sehingga bisa menarik wisatawan. Diharapkan nanti pas ada delegasi G-20 bisa menikmati indahnya TMII menggunakan tram mover," ujar Budi, beberapa waktu lalu.