Selain di Candi Borobudur, Bambang menambahkan, INKA sedang memproduksi 30 bus listrik untuk digunakan di G-20.
Bambang menambahkan, pengembangan bus listrik juga masih menghadapi sejumlah tantangan, seperti belum terbentuknya ekosistem kendaraan listrik di dalam negeri, belum adanya dukungan yang bersifat khusus untuk kendaraan umum listrik dari perbankan dan lembaga keuangan.
Baca Juga:
Korupsi Dana Talangan PT INKA, Kejati Jatim Tetapkan Eks Dirut Tersangka
Selain itu, PO atau operator bus pun belum cukup mampu untuk membeli bus listrik yabg harganya lebih mahal dari bus konvensional.
"Inka mencoba menjual bus listrik dengan skema rupiah per kilometer sehingga harapannya dapat menjadikan solusi bagi mereka," kata Bambang menambahkan.
Bus listrik buatan Inka dipamerkan di kawasan wisata Candi Borobudur dalam kegiatan pameran Kendaraan Bermotor Listrik (KBL) dan peresmian SPKLU oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan di Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (4/6).
Baca Juga:
Bank Muamalat Pimpin Pembiayaan Sindikasi Senilai Rp2,5 Triliun kepada PT INKA
Luhut meminta INKA menambah armadanya untuk menunjukkan keseriusan pemerintah dalam penggunaan kendaraan listrik.
"Jadi, karena kita mau serius untuk memakai electric vehicle, mobil listrik, dan bus listrik," kata Luhut.
Adapun keunggulan E-Inobus, untuk baterainya membutuhkan waktu 3-4 jam untuk pengisian daya sampai penuh. Dengan pengisian daya sekali cas, E-Inobus bisa melaju hingga jarak tempuh 200 kilometer.