“Saya masuk PTAR pada April 2010 sebagai trainee geologist, level paling bawah, karena background pendidikan saya mining, bukan geologist. Kemudian di Januari 2011 saya jadi junior geologist. 1,5 tahun kemudian naik menjadi geologist, 4 tahun kemudian naik ke project geologist. Di tahun yg sama diangkat menjadi specialist-operational and safety. Baru saja saya dapat kesempatan untuk berkompetisi lagi karena ada vacancy superintendent operational and safety dan saya dinyatakan lulus,” ungkap Siti.
Berbicara soal pengembangan dalam mendorong gerakan ekonomi lokal, supaya bisa secara langsung dan secara tidak langsung.
Baca Juga:
Mengulik Kiprah PT Agincourt Resounces Tekan Prevalensi Kebutaan di Sumatera Utara
Karyawan lokal bisa berkontribusi dengan berbelanja kebutuhan sehari-hari di Batangtoru dan sekitarnya sehingga pendapatan masyarakat ikut meningkat.
Karyawan lokal yang sudah punya anak bisa juga berbelanja perlengkapan sekolah di Batangtoru.
Kemudian masyarakat lokal bisa berbisnis dengan PTAR misalnya menjadi supplier atau pemasok. Banyak yang mereka bisa dapatkan sebetulnya.
Baca Juga:
PTAR Bangun Perisai Hijau di Pesisir Tapanuli Tengah
“PTAR juga punya program-program dari tim Community Development untuk membantu mengembangkan masyarakat lokal, misalnya saja usaha petani, usaha industri rumahan, Sahata (minimarket dalam site Martabe),” katanya.
Siti berharap PTAR bisa lebih banyak bekerja sama dengan sekolah di lingkar tambang sehingga sekolah-sekolah itu bisa meningkatkan standar pendidikan, dan juga menambah fasilitas sekolah seperti bantu memperbanyak pilihan kegiatan ekstrakurikuler.
Karyawan-karyawan PTAR yang berasal dari luar kota yang sudah punya segudang pengalaman diharapkan bisa melakukan kunjungan ke sekolah untuk memberi informasi tambahan ke siswa-siswi sekitar areal tambang.