TambangNews.id | Dalam ruang lingkup transisi energi, perkembangan indiustri kendaraan listrik atau Electric Vehicle (EV) menjadi faktor penting yang mampu mempercepat laju ekonomi hijau.
Ekosistem kendaraan listrik tentu harus disokong oleh melimpahnya bahan baku manufakturing EV.
Baca Juga:
Pemkab Dairi Siap Dukung Gugus Tugas Polri Sukseskan Ketahanan Pangan
Bahan baku tersebut bersumber dari komoditas sektor pertambangan yang dikelola oleh BUMN Holding Industri Pertambangan Mining Industry Indonesia (MIND ID).
Beberapa hasil tambang dari MIND ID seperti alumunium, batu bara, nikel, tembaga, timah hingga pasir silika sangat dibutuhkan untuk bahan baku pembuatan kendaraan listrik.
Hasil dari pertambangan ini menjadi tulang punggung untuk perkembangan ekosistem EV.
Baca Juga:
Polsek Bagan Sinembah Gelar Kegiatan Launching Gugus Tugas Polri dan Ketapang.
Direktur Operasi dan Portofolio MIND ID Danny Praditya menyebutkan Indonesia memiliki hasil tambang melimpah yang mampu menyokong ekosistem kendaraan listrik di masa yang akan datang.
Misalkan alumunium yang digunakan untuk sasis atau bodi mobil listrik dikelola olah anggota MIND ID, PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum).
Smelter alumunium milik Inalum di Kuala Tanjung memiliki kapasitas 25 ribu ton. Kapasitas tersebut membuat MIND ID bisa leluasa mengembangkan hilirisasi komoditas alumunium untuk bahan baku EV.