TambangNews.id | Dalam ruang lingkup transisi energi, perkembangan indiustri kendaraan listrik atau Electric Vehicle (EV) menjadi faktor penting yang mampu mempercepat laju ekonomi hijau.
Ekosistem kendaraan listrik tentu harus disokong oleh melimpahnya bahan baku manufakturing EV.
Baca Juga:
Psikolog Ungkap Penyebab Suami Tak Mau Bekerja, Nomor 3 Mengejutkan
Bahan baku tersebut bersumber dari komoditas sektor pertambangan yang dikelola oleh BUMN Holding Industri Pertambangan Mining Industry Indonesia (MIND ID).
Beberapa hasil tambang dari MIND ID seperti alumunium, batu bara, nikel, tembaga, timah hingga pasir silika sangat dibutuhkan untuk bahan baku pembuatan kendaraan listrik.
Hasil dari pertambangan ini menjadi tulang punggung untuk perkembangan ekosistem EV.
Baca Juga:
IKN Diserbu Wisatawan Saat Lebaran, Benarkah Lebih Cocok Jadi Destinasi Wisata?
Direktur Operasi dan Portofolio MIND ID Danny Praditya menyebutkan Indonesia memiliki hasil tambang melimpah yang mampu menyokong ekosistem kendaraan listrik di masa yang akan datang.
Misalkan alumunium yang digunakan untuk sasis atau bodi mobil listrik dikelola olah anggota MIND ID, PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum).
Smelter alumunium milik Inalum di Kuala Tanjung memiliki kapasitas 25 ribu ton. Kapasitas tersebut membuat MIND ID bisa leluasa mengembangkan hilirisasi komoditas alumunium untuk bahan baku EV.
Selain itu, tambang batu bara yang berada di empat lokasi penambangan; Bantuas, Tanjung Enim, Ombilin, dan Peranap dikelola oleh anggota MIND ID lainnya, PT Bukit Asam TBK.
Cadangan batu bara yang dimiliki MIND ID sebanyak 3.053 ton, sementara jumlah sumber daya batu bara mencapai 5.889 ton.
"Dalam perkembangan ekosistem EV, batu bara menjadi bahan utama pengolahan dimetil eter (DME) untuk menggantikan gas yang digunakan dalam skema pembangkit listrik di stasiun pengecasan kendaraan listrik," katanya dalam B20 Investment Forum dengan agenda 'Talk Discussions: EV Battery Supply Chain' di Bali Nusa Dua Convention Center, Kabupaten Badung, Bali, belum lama ini.
Gasifikasi batu bara merupakan proyek hilirisasi batu bara dengan cara mengolah batu bara menjadi gas DME yang dapat digunakan sebagai pengganti gas alam (LPG).
Bukit Asam bersama Pertamina dan Air Product telah meneken kerja sama pada 11 Februari 2021 dan pabrik DME tersebut mulai beroperasi pada 2026 mendatang. Kapasitas DME yang dihasilkan mencapai 1,4 juta ton.
Untuk komoditas timah dan tembaga, MIND ID tercatat memiliki cadangan kedua item tersebut masing-masing sebesar 300 ton Sn dan 32.214 M. Lbs Cu.
Adapun sumber daya timah mencapai 919 ton Sn, dan tembaga sebesar 42.846 M. Lbs Cu. Timah dan tembaga merupakan logam yang sangat dibutuhkan untuk bahan baku komponen mobil listrik.
Ditambah komoditas nikel yang dijadikan sebagai bahan baku baterai mobil listrik, dikelola oleh PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. Cadangan nikel yang dimiliki MIND ID sebesar 381.9 M wmt, sementara sumber dayanya mencapai 1,408 M wmt.(jef)