"Di tahun 2020 ekpor kita untuk nikel cuma USD 2 billion dan 2022 ekspor kita hilirisasi dari stainless steel sudah mencapai USD 22 billion," ungkapnya.
Selain itu, penerapan kebijakan larangan ekspor komoditas tambang dalam bentuk mentah diyakini akan memangkas nilai defisit neraca perdagangan yang masih terjadi. Salah satunya dengan negara ekonomi kuat seperti China.
Baca Juga:
Dalam Kardus Mie, Staf Harvey Moeis Mengaku Pernah Terima Rp600 Juta
"Sekarang defisit neraca perdagangan dengan China tidak lebih dari USD 2 miliar. Di 2022 pasti akan surplus neraca perdagangan China, ini kontribusi kita dari hilirisasi nikel," tutupnya.
Permintaan Jokowi
Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyampaikan rencana pemerintah menghentikan ekspor bahan mentah bauksit hingga timah mulai tahun 2023 mendatang.
Baca Juga:
Sidang Harvey Moeis Kasus Timah, Saksi Ungkap soal Beking Tambang Ilegal
“Bauksit setop tahun depan, setop lagi tembaga atau timahnya, biar digugat lagi. Enggak apa digugati terus, belum tentu kita kalah, tapi belum tentu juga kita menang,” kata Jokowi dalam Sidang Terbuka Senat Akademik Dies Natalis ke-46 UNS, Jumat (11/3/2022).
Jokowi mengaku tak masalah jika kembali digugat oleh Uni Eropa (UE) ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) karena penghentian ekspor tersebut. Menurutnya, penghentian itu adalah keputusan yang tepat.
“Tapi keberanian itu harus kita lakukan, kalau kita enggak pernah mencoba, kita enggak akan tahu kita menang atau kalah, kita benar atau enggak benar. Tapi yang ini benar, setop itu benar,” kata Jokowi.