"Tapi kita butuh tokennya untuk menjaga Garuda bisa terbang dengan cash flow [arus kas] yang cukup selama proses nego 4-5 bulan ke depan ini. Jadi kita sedang ajukan US$ 90 juta tapi konsep dijamin dengan aset, jadi sudah ada aset yang kita pool jadi senior secured loan [pinjaman dengan jaminan]. Memang kita sedang nego dengan Kemenkeu bentuk skema dan juga jaminan yang diterima kemenkeu," terangnya.
Untuk diketahui, akhir 2020 lalu perusahaan mendapatkan anggaran PEN senilai Rp 85 triliun yang menurut rencana akan dicairkan dalam bentuk obligasi wajib konversi (mandatory convertible bond/MCB).
Baca Juga:
Jadi Lambang NKRI, Apakah Burung Garuda Benar-benar Ada?
Secara regulasi, penerbitan ini merupakan amanat Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 118/PMK.06/2020 tentang Investasi Pemerintah Dalam Rangka Program PEN.
Adapun PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero)/SMI akan bertindak sebagai pihak yang menyerap OWK tersebut lantaran menerima mandat dari Kementerian Keuangan selaku pemegang saham perusahaan.
Tahap pertama dari OWK ini telah diterbitkan pada awal tahun ini senilai Rp 1 triliun. Surat utang tersebut akan dikonversi 7 tahun kemudian menjadi kepemilikan saham melalui mekanisme Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD)/private placement. [gab]