Dia tak berani melawan perintah Kolonel Priyanto karena secara hirarki jabatan di TNI, Kopda Andreas kalah tinggi.
"Siap, tidak berani. Saya memohon," jawab Andreas sambil menunduk menahan tangis.
Baca Juga:
Diduga Mabuk, Sopir Truk di Majalengka Tabrak Mobil dan Motor yang Menyebabkan 1 Orang Tewas
Andreas yang turut didakwa melakukan pembunuhan berencana terhadap Handi dan Salsabila sempat tertunduk beberapa saat untuk menyeka tangis menggunakan tangan kirinya.
Lebih lanjut Andreas mengatakan Priyanto justru menyatakan pernah melakukan pengeboman rumah tapi tidak diketahui, seolah bangga pernah melakukan tindak pidana lebih berat. [tum]