"Kemudian, dari sumber daya air (SDA) itu ada 8 paket kegiatan, yang mana 4 paket sudah serah terima pekerjaan. Namun, 3 paket sedang proses penyelesaian sampai target 22 dan 26 Desember 2022. Sedangkan, 1 proyek Bendung Kebangsan atau DI Kebangsan hingga kini masih tersisa sekitar 7 persen yang harus diselesaikan. Tapi insya Allah, sampai akhir tahun anggaran ini bisa selesai semuanya," jelasnya.
Dalam pembangunan jembatan, Suranto mengaku ada 5 pekerjaan pengantian jembatan karena telah mengalami kerusakan.
Baca Juga:
Ketua KPU Jakarta Barat Ingatkan Dokumen Yang Perlu Dibawa ke TPS Pilkada 2024
Antara lain Jembatan Gowong di Kecamatan Bruno sepanjang 7x5 meter, Jembatan Semawung di Kecamatan Kutoarjo sepanjang 14x5 meter, Jembatan Kesawen di Kecamatan Pituruh sepanjang 5x5 meter.
Kemudian, Jembatan Kaliwungu di Kecamatan Ngombol sepanjang 24x5 meter dan Jembatan Sigondok di ruas Jalan Cangkrep-Kemanukan yang masuk dalam wilayah lingkar timur Purworejo.
"Serta pembangunan satu buah jembatan di Desa Bruno Sari, Kecamatan Bruno, yang terdampak bencana. Total panjang jembatan yang kami bangun ada 52 km dengan anggaran Rp19 miliar, sementara untuk pembangunan jalan memakan anggaran sekitar Rp127 miliar," terang Suranto.
Baca Juga:
Terminal Kalideres Cek Kelayakan Bus AKAP Menjelang Nataru
Selain pekerjaan jalan dan jembatan, pihaknya juga telah merampungkan pembangunan tiga gedung pemerintahan yakni kantor Kecamatan Grabag, kantor Kelurahan Bandung Rejo, dan kantor Kelurahan Bayem di Kecamatan Kutoarjo.
"Kalau rehab gedung DPRD Kabupaten Purworejo sedang berproses, pelaksanaannya tinggal finishing. Sementara untuk pembangunan gedung Disdikpora sudah memasuki tahap 3 sejak 2020. InsyaAllah, tahap ketiga ini dapat terselesaikan, sehingga bisa difungsikan maksimal pada 2023 mendatang," ucapnya.
Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa peningkatan sejumlah titik infrastruktur itu merupakan tugas dan tanggung jawab DPUPR dalam membantu serta mendukung visi misi Bupati Purworejo.