MAWAKA ID | Pembangunan tol Semarang-Demak seksi 1 tengah menghadapi kendala. Pasalnya, di lokasi proyek muncul fenomena 'atlantis' atau 'tanah musnah'. Lahan warga hilang terendam air laut dan ini menjadi tantangan untuk proses pembebasan.
"Untuk seksi 1, kami mengalami sedikit kendala karena terdapat satu lokasi yang disebut sebagai 'tanah musnah', yakni dulunya daratan sekarang sudah tidak terlihat karena terendam air laut," kata Staf Ahli Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bidang Hubungan Antar Lembaga, Asep Arofah Permana dalam keterangan resmi di web Binamarga dikutip, Rabu (30/3).
Baca Juga:
Tingkatkan Daya Saing, Kementerian PU Gelar Konstruksi Indonesia 2024 di ICE BSD
Sedangkan, untuk pembangunan seksi 2 yang sedang berlangsung, Asep mengatakan tidak menghadapi kendala berarti.
Sekretaris Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Triono Junoasmono mengatakan, proyek tol Semarang-Demak diharapkan dapat mengurangi dampak banjir rob yang sering terjadi kota Semarang.
Menurut Triono, jalan tol Semarang-Demak terdiri dari 2 seksi. Yakni Seksi 1 Kaligawe-Sayung sepanjang 10,64 km dengan sumber pendanaan dari Pemerintah (Loan Cina) sebesar Rp10,9 T dan baru terkontrak 24 Januari 2022.
Baca Juga:
Konstruksi Indonesia 2024, Menteri Dody Tekankan Penggunaan Produk Dalam Negeri
Seksi 2 Sayung- Demak sepanjang 16,31 km dari BUJT dengan biaya sebesar Rp4,3 T dan progres fisik 70%. Dan ditargetkan rampung akhir tahun 2022 dan beroperasi pada awal 2023.
"Seksi 1 ditargetkan selesai konstruksi akhir tahun 2024 dan akan beroperasi pada awal tahun 2025. Masalah utama Seksi 1 adalah masalah lahan karena sebelumnya ada tanah sekarang jadi laut atau tanah musnah," kata Triono dikutip dari situs bpjt.pu.go.id, Rabu (30/3/2022).
Asep menambahkan, butuh bantuan menyelesaikan pembayaran. Termasuk mengetahui lahan masih bisa digunakan atau tidak.