“Pertanyaannya apakah ini ada dalam aturan perundang-undangan? atau jangan-jangan ini hanya modus,” kata ketua DPC SPRI Taput Lamhot.
Dengan iabya Rp3 Miliar lebih dihitung dari jumlah Desa di kabupaten Tapanuli Utara, sudah selayaknya banyak ilmu yang didapat dalam kegiatan kali ini agar bermanfaat bagi masyarakat Taput dan ilmu yang dibawa dengan biaya mahal agar sebanding dengan yang didapatkan.
Baca Juga:
DPC SPRI Taput Minta Dinas PMD Ungkap Biaya Total Studi Tiru ke Bandung
“Tetapi jika sebaliknya para kades sama sekali tidak ada tambah ilmu, kami kira ini mubajir, dan perlu dilakukan evaluasi,” Tutur Lamhot.
Di waktu berbeda, Dinas Komimfo Taput mengaku tidak ada liputan khusus untuk kegiatan Studi Tiru ini melalui Kabid Volmer Silalahi.
"Iya kita tidak ada liputan untuk kegiatan ini, karena tidak ada yang mendampingi dari kita kesana,” ucap Volmer.
Baca Juga:
Keberangkatan Studi Tiru Kades Se-Taput ke Jawa Diduga Hamburkan Dana Desa
Demikian Juga Sekda Taput, Indra Simaremare, ketika media ini meminta pendapat terkait komfirmasi ke Dinas PMD yang tidak di gubris.
Sekda tidak memberikan jawaban dan memilih bungkam, padahal saran dan pendapat dari Sekda sangat dibutuhkan untuk keberimbangan pemberitaan dan terlebih informasi berita untuk masyarakat Taput.
Camat Siborongborong Lamour Situmorang saat dikonfirmasi lewat WhastApp terkait keberangkatan kee Pulau Jawa dengan biaya yang fantastis juga memilih bungkam.