"Inilah upaya agar rakyat bisa bertukar pendapat mengenai urusan kebangsaan kita. Tidak hanya nama (capres), tapi juga program-program juga," ungkapnya.
Musra kedua yang akan digelar di Makassar ini, klaim Panel, akan melibatkan sekitar 25 ribu masyarakat dari berbagai golongan yang berasal dari 24 kabupaten kota di Sulsel. Pihaknya pun sudah mempersiapkan agenda dengan puncaknya adalah memilih nama-nama capres-cawapres yang diinginkan.
Baca Juga:
ReJO Minta Stop Goreng Isu Pesawat Pribadi Kaesang Saat ke AS
"Tema pertama agenda kebangsaan dan program prioritas rakyat. Tema kedua karakteristik pemimpin harapan rakyat, nama-nama capres dan cawapres yang diinginkan rakyat. Semua tema ini kami siapkan pemantik diskusinya," kata dia.
"Nanti hasilnya langsung kita akan umumkan. Apa yang menjadi hasil Musra Sulsel itulah potret, rekaman yang paling jujur keinginan rakyat Sulsel dan buat kami berpandangan rakyat terlibat urusan capres bukan saja urusannya elite politik, tapi ini harus menjadi urusan rakyat Indonesia," imbuhnya.
Selain itu hasil Musra ini, kata Panel, akan menjadi bahan diskusi dengan Presiden Jokowi nantinya. Namun, ia menegaskan hasil tersebut bukan berarti Jokowi juga mendukung salah satu bakal capres dan cawapres tertentu.
Baca Juga:
Murka di Hadapan Rocky Gerung, Inilah Profil Silfester Matutina
"Kalau presiden itu harus netral, tidak boleh mendukung salah satu calon. Tapi kalau kami ini kan bisa dong memihak," ujarnya.
Pada Senin (26/9) lalu, Koordinator Musra Sulsel, Herwin Niniala mengatakan gelaran itu semula dijadwalkan pada September 2022, namun dimundurkan ke Oktober. Adapun alasan pemunduran jadwal itu karena rencana sebelumnya berbenturan dengan jadwal Jokowi yang sangat padat. Mereka ingin Jokowi hadir dalam gelaran musra tersebut.
"Jadi awalnya kan bulan ini, tapi jadwal pak presiden tidak memungkinkan untuk hadir sehingga kita undur ke bulan Oktober. Ini sudah hasil koordinasi dengan panitia pusat Musra," jelasnya kala itu kepada CNNIndonesia.com.