Pembelian, Subic Bay tentu akan menguntungkan kedua belah pihak, menyediakan lapangan pekerjaan bagi penduduk setempat, meningkatkan ekonomi terlebih memperkuat hubungan Strategis AS dan Filipina, Zona Jakarta mengutip Defence Security Asia.
“Bekerja dengan AS dalam proyek ini akan memastikan kami dapat melindungi kepentingan bukan hanya untuk tapi, tetapi juga untuk seluruh kawasan”, kata duta besar Filipina.
Baca Juga:
Inovasi Crowdsourcing Maritim di Tengah Konflik Natuna
Galangan kapal Subic Bay dulu
AS menduduki Filipina pada tahun 1898 setelah mengalahkan Spanyol dalam Perang Spanyol-Amerika.
Pangkalan Angkatan Laut Subic Bay dan Pangkalan Angkatan Udara Clark di dekatnya menjadi pusat strategis utama bagi AS melalui akhir operasi tempur dalam Perang Vietnam pada tahun 1973.
Baca Juga:
Peran Penting Indonesia dalam Menangani Konflik Laut China Selatan (LCS)
Karena gelombang oposisi Filipina yang terus meningkat merespon kehadiran militer AS ditambah dengan letusan dahsyat Gunung Pinatubo pada tahun 1991 yang menghancurkan pangkalan udara Clark.
Hal itulah yang membuat AS meninggalkan kedua pangkalan pada akhir tahun 1992, Zona Jakarta mengutip Stripes.
Kedua negara bagaimanapun telah melanjutkan latihan bilateral dalam beberapa dekade sejak kejadian itu.