Laki-laki kelahiran Malang tersebut menyampaikan antara lain, jika negara mau disegani maka pertahanan di laut mesti diperkuat.
Apalagi, kata Arif, Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki luas lautan yang lebih lebar daripada daratan.
Baca Juga:
Kalimantan Selatan Tuan Rumah, Ini Arti dan Makna Logo Resmi HPN 2025
Ambil contoh di sisi ekonomi, transportasi barang RI berbiaya mahal lantaran masih dominan menggunakan moda transportasi darat.
Semestinya dengan negara kepulauan, moda transportasi laut mesti diperkuat dan dimasifkan yang bisa memotong biaya angkutan sehingga biaya produksi makin murah.
"Dengan demikian, barang dan produk masyarakat memiliki daya saing dalam pasaran domestik maupun internasional," jelasnya.
Baca Juga:
Pemkab Dairi Siap Dukung Gugus Tugas Polri Sukseskan Ketahanan Pangan
Meski demikian, lanjut Arif, ada tantangan yang harus dilihat sebagai basis untuk melangkah. Sebab mewujudkan visi tersebut tak semudah bak membalikkan telapak tangan.
Jabatan panglima TNI yang hanya sebelas bulan. Bulan November 2023, Laksamana Yudo akan pensiun yang praktis akan berhenti menjabat panglima TNI. Artinya, tidak ada waktu lama untuk meletakkan pondasi terkait potensi negara maritim sehingga harus bergegas.
Kendati demikian, dengan pendeknya waktu tersebut bukan berarti tidak ada kesempatan membangun pondasi dan membuat tahapan-tahapan menuju negara poros maritim dunia. Laksamana Yudo disertai dukungan Presiden tentu bisa meletakkan dasar-dasar menuju visi besar tersebut.