Berkatnews.id | Petani di Kabupaten Jember, Jawa Timur, meminta tambahan pasokan pupuk urea dan NPK subsidi karena serapan kedua jenis pupuk tersebut tinggi.
Di sisi lain, selisih harga pupuk non subsidi dan bersubsidi pasar setempat saat ini juga cukup besar, mencapai enam kali lipat.
Baca Juga:
Polda Kalsel Berhasil Selamatkan 463.299 Petani dari Peredaran Pupuk Ilegal
"Kami berharap pemerintah pusat maupun daerah dapat mencukupi kebutuhan pupuk bersubsidi sesuai Elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (e-RDKK) tahun 2022, khususnya untuk pupuk bersubsidi jenis urea dan NPK," kata Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jember Jumantoro di kabupaten setempat, Sabtu (28/5/2022).
Menurut dia, petani sangat membutuhkan pupuk bersubsidi untuk memenuhi kebutuhan unsur hara tanamannya karena saat ini harga pupuk nonsubsidi di pasaran sangat mahal dan selisihnya bisa mencapai lima hingga enam kali lipat dari harga pupuk bersubsidi.
"Pupuk urea tahun lalu selisih harga antara subsidi dan nonsubsidi hanya dua kali lipat, sekarang selisihnya bisa mencapai lima hingga enam kali lipat," tuturnya.
Baca Juga:
Kekeringan Ancam Panen Padi di Labura, Petani Terancam Rugi
Harga pupuk urea subsidi sebesar Rp2.250 per kilogram, sedangkan nonsubsidi mencapai Rp10 ribu-12 ribu per kilogram di tingkat kios.
Ia mengatakan kebutuhan dalam e-RDKK pupuk urea Kabupaten Jember sebesar 73.635 ton, sementara alokasi yang diterima sekitar 59.856 ton atau sebesar 81 persen dari usulan.
Kebutuhan pupuk NPK dalam e-RDKK sebesar 77.827 ton, sedangkan alokasi yang diterima sekitar 26.850 ton atau 34 persen dari usulan.