Akhlak.id | Al-khuluuqu (budi pekerti) itu merupakan suatu ibarat tentang keadaan yang menetap dalam jiwa.
Dari keadaan dalam jiwa muncul perbuatan-perbuatan dengan mudah, dengan tanpa memerlukan pemikiran dan penelitian.
Baca Juga:
Destinasi Hits Terbaru Indonesia, 5.000 Wisatawan Serbu IKN Setiap Hari
Maka apabila dari keadaan itu muncul perbuatan-perbuatan baik dan terpuji secara akal dan syara’, maka itu disebut budi pekerti yang baik.
Apabila perbuatan-perbuatan yang muncul dari keadaan itu buruk, maka keadaan yang menjadi tempat munculnya perbuatan-perbuatan itu disebut budi pekerti yang buruk.
Budi pekerti itu satu ibarat tentang keadaan jiwa dan bentuknya yang batin. Bagusnya bentuk lahir (fisik) secara mutlak itu tidak sempurna hanya dengan dua mata saja, tanpa hidung, mulut, dan pipi.
Baca Juga:
Netanyahu Tawarkan Rp79 Miliar untuk Bebaskan Satu Sandera di Gaza
Semua bisa sempurna jika bagian lain juga terlihat sempurna, yang menjadikan kebagusan lahiriyah. Maka demikian pula dalam bathiniyah itu ada empat rukun yang harus bagus semua sehingga sempurna bagusnya budi pekerti, yaitu:
1. Kekuatan Ilmu
Adapun kekuatan ilmu, maka kebagusan dan kebaikannya itu terletak pada jadinya kekuatan ilmu itu. Dengan mudah dapat diketahui perbedaan antara yang jujur dan yang berdusta dalam perkataan, yang benar dan yang yang batil dalam beri’tiqad, dan di antara yang bagus dan buruk dalam perbuatan. Maka apabila kekuatan ini bagus, maka berhasillah buah hikmah dari padanya. Hikmah ini pokok dari budi pekerti yang baik.