Al-Qurthubi rahimahullah menjelaskan,
“Maknanya adalah ia mendapatkan 10 hasanah yang semisalnya. Maksudnya, ia mendapatkan ganjaran 10x lipat dari apa yang berhak ia dapatkan, atau mungkin ia mendapatkan yang semisalnya, namun yang semisalnya ini dilipat-gandakan 10x. Dan al-hasanah di sini maksudnya adalah iman.” (Tafsir Al-Qurthubi)
Baca Juga:
Soal Kabar Bung Karno Punya Berton-ton Emas di Bank Swiss, Dibantah Guntur
Tafsir ini semakin menguatkan bahwa yang dilipat-gandakan bukanlah barangnya.
Keempat:
Andaikan seseorang bersedekah niatnya yang dominan adalah untuk mencari wajah Allah Ta’ala, namun juga ia berharap diberikan dunia atas sebab sedekahnya tersebut, maka ini telah kita bahas bahwa hukumnya boleh, namun mengurangi pahalanya.
Baca Juga:
Buka Konferensi ICORCS 2023, Gubernur Khofifah: Serukan Kemerdekaan Palestina
Namun, pengabulan permintaan tersebut tidak mesti berupa diberikan 10x barang yang semisal atau senilai. Karena pengabulan permintaan itu ada 3 kemungkinan. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Tidaklah seorang muslim memanjatkan doa pada Allah yang tidak mengandung dosa dan memutus silaturahmi, melainkan Allah akan beri padanya salah satu dari tiga hal: [1] Allah akan segera mengabulkan sesuai dengan doanya, [2] Allah akan menyimpan pengabulannya di akhirat kelak, dan [3] Allah akan menghindarkan dirinya dari kejelekan yang semisal (dengan permintaannya).” Para sahabat lantas mengatakan, “Kalau begitu kami akan memperbanyak berdoa.” Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam lantas berkata, “Allah nanti yang memperbanyak mengabulkan doa-doa kalian.” (HR. Ahmad no. 11133, disahihkan Al-Albani dalam Shahih At-Targhib no.1633)
Sehingga, kita tidak berhak memastikan bahwa pengabulan permintaan kita kepada Allah Ta’ala akan dibalas sesuai keinginan sebanyak 10x lipat. Terkadang Allah Ta’ala akan balas di dunia, terkadang tidak. Bukankah ada dua kemungkinan lainnya?? Allah Ta’ala yang lebih tahu mana pengabulan yang terbaik untuk seorang hamba yang meminta kepada Allah.