Akhlak.id | Pastinya kita semua pernah bermimpi buruk. Namun, ada beberapa orang yang terlalu sering memimpikan hal kurang menyenangkan saat tidur sampai-sampai mimpinya dapat memicu tekanan emosional yang serius.
Bagi orang yang didiagnosis mengalami gangguan mimpi buruk (ND), mimpi mereka kerap melibatkan emosi negatif kuat yang terjadi pada fase tidur gerakan mata cepat (REM). Mereka biasanya akan disarankan menjalani imagery rehearsal therapy (IRT) untuk mengurangi intensitas mimpi buruk.
Baca Juga:
Pemkab Dairi Siap Dukung Gugus Tugas Polri Sukseskan Ketahanan Pangan
Peserta terapi diminta mengingat kembali mimpinya, kemudian dilatih mengubah jalan cerita negatif supaya memiliki akhir yang lebih positif.
Setelah itu, mereka menghafal skenario baru hingga terekam dalam memori, yang dapat memengaruhi mimpi ketika terlelap di malam hari. Dan kini, studi terbaru mengusulkan cara lain yang diyakini efektif untuk mengatasi mimpi buruk.
Diterbitkan dalam jurnal Current Biology, hasil penelitiannya menunjukkan hubungan yang melekat antara pengalaman emosional dalam mimpi dan kesejahteraan (well-being) pribadi seseorang.
Baca Juga:
Polsek Bagan Sinembah Gelar Kegiatan Launching Gugus Tugas Polri dan Ketapang.
“Dari pengamatan ini, kami menemukan emosi yang muncul dalam mimpi bisa dimanipulasi untuk mengatasi mimpi buruk,” terang Lampros Perogamvros, psikiater yang bekerja di Sleep Laboratory Rumah Sakit Universitas Jenewa, Swiss, dalam keterangan persnya.
“Kami bisa mengurangi intensitas mimpi yang sangat emosional dan negatif pada pasien yang mengalami masalah mimpi buruk.”
Perogamvros dan rekan-rekan penelitinya memberikan serangkaian metode terapi pada 36 pasien ND selama dua minggu, lalu mengukur frekuensi terjadinya mimpi buruk setiap minggu.