"Keinginan saya acara Majafest ini menjadi event yang paling ditunggu oleh masyarakat. Tahun depan kami akan membuat event Majafest kembali yang lebih meriah lagi," jelasnya.
Penutupan Majafest 2022 di Lapangan Paseban Agung kian meriah dengan penampilan pedangdut Happy Asmara. Lapangan di Desa/Kecamatan Trawas itu dibanjiri pengunjung. Happy membawakan lagu Satru 2, Top-topan, Lemah Teles, Tiara, Ojo Dibandingke, serta Madiun Ngawi.
Baca Juga:
Disbudporapar Surabaya Gelar Teatrikal Refleksi Perobekan Bendera di Hotel Majapahit
Kepala Disbudporapar Kabupaten Mojokerto Norman Handhito menjelaskan Majafest 2022 menelan dana Rp 1.932.843.200 dari APBD. Secara terbuka ia menjabarkan penggunaan anggaran tersebut. Yaitu untuk sewa bangunan terbuka Rp 477.577.500, jasa penampil seni Rp 202 juta, penyelenggara acara Rp 200 juta, banner Rp 18 juta, leaflet brosur Rp 4 juta, materai Rp 308 ribu, BBM Rp 8 juta.
Juga untuk pigora Rp 10.125.000, hand sanitizer, masker dan obat Rp 1,5 juta, kain batik Rp 25.829.700, kaus Rp 150.524.325, kain katun Rp 4,8 juta, fotocopy Rp 920 ribu, cobek Rp 19.092.000, alat tulis kantor Rp 898.750, topi Rp 14.375.000, konsumsi Rp 160.580.925, cetak sertifikat Rp 1,6 juta, cetak kartu pengenal Rp 1,65 juta, penyelenggara acara Rp 185.148.000, keamanan kebersihan dan kesehatan Rp 20 juta.
Selain itu, untuk dokumentasi Rp 30.414.000, dokumentasi kamera 360 Rp 10 juta, iklan media cetak dan Online Rp 44 juta, iklan influencer Rp 25 juta, live streaming Rp 6 juta, ikan radio Rp 7,5 juta, iklan pers Rp 8 juta, iklan IG Majafest Rp 4 juta, jasa petugas media dinas Rp 5 juta, sewa minibus Rp 7,5 juta, paper bag Rp 13 juta, piala Rp 18 juta, serta hadiah dan uang pembinaan Rp 247.500.000.
Baca Juga:
Kapolsek di Mojokerto Ditemukan Meninggal, Diduga Gantung Diri
"Majafest menjadi salah satu daya tarik pariwisata selama 5 hari. Saya bertemu dengan pengunjung dari Surabaya dan lokal Mojokerto," terangnya.
Norman bakal menganalisis dampak positif Majafest 2022 terhadap sektor pariwisata maupun ekonomi. Data sementara yang ia peroleh, omzet para pedagang street food selama 5 hari pameran di Lapangan Desa Trawas mencapai Rp 90 juta. Itu belum termasuk omzet para perajin batik dan tenun, pengelola hotel dan penginapan, serta para pelaku ekonomi kreatif.
"Kami belum menghitung berapa nilai transaksi penginapan dan hotel, maupun pameran wisata budaya dan ekonomi kreatif. Omzet street food saja Rp 90 juta. Belum lagi penjualan batik yang mencapai ratusan juta," tandasnya.[zbr]