UMKM.WahanaNews.co | Kendati berbagai kondisi yang menantang turut dirasakan oleh para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) terutama akibat lonjakan inflasi, kenaikan harga BBM dan suku bunga acuan, hal tersebut tak gentar menyurutkan perusahaan fintech peer to peer (P2P) lending dalam membuka akses pendanaan kepada UMKM.
Sebut saja fintech P2P lending Amartha yang telah menyalurkan permodalan kepada 1,18 juta pelaku UMKM. Dengan total dana yang telah di salurkan lebih dari Rp 7,9 triliun. Sementara, besaran pinjaman di Amartha berkisar dari Rp 4 juta hingga Rp 15 juta.
Baca Juga:
Kredit UMKM Tanpa Jaminan dan Bunga di Kukar Jadi Rujukan Daerah
Rezki Warni, AVP Marketing & PR Amartha menyampaikan, bahwa Amartha optimis tetap dapat menyalurkan permodalan bagi pelaku UMKM, meskipun terdapat perubahan kondisi ekonomi yang disebabkan oleh inflasi, kenaikan BBM dan suku bunga acuan.
"Pinjaman masih tetap didominasi ke wilayah di luar pulau Jawa, yakni Pulau Sumatra dan Sulawesi, karena terbukti memiliki performa yang sangat baik," kata Rezki, Selasa (6/9/22).
Untuk meningkatkan performa keuangan, Amartha senantiasa menjalin kolaborasi dengan banyak pihak, baik perbankan maupun institusi lainnya untuk bersama-sama memberdayakan UMKM di Indonesia.
Baca Juga:
Gawat! Korban PHK di Indonesia Tembus 64 Ribu, 3 Sektor Utama Paling Terdampak
Rezki menambahkan, Amartha juga berupaya untuk menjaga kualitas pinjaman dengan mengoptimalkan teknologi machine learning. Hingga saat ini, Amartha memiliki NPL di bawah 0,5%.
Di sisi lain, Amartha juga berencana untuk melakukan ekspansi wilayah operasional seperti ke provinsi Lampung, Bengkulu, dan Gorontalo.
Oleh sebab itu, dengan adanya kebutuhan akan ekspansi serta historikal performa keuangan yang sehat, Amartha juga menargetkan untuk merekrut 1.800 tenaga kerja baru sampai dengan akhir tahun ini.