"Setelah ada pelatihan ini kami sudah tahu beberapa macam komposisi kain yang bisa dipadukan dengan kain lainnya. Jadi bukan seragam sekolah saja yang bisa kami kerjakan, tapi insya Allah lebih beragam," ungkap Mista.
Ia juga membeberkan PKBM Cendekia akan membuat sebuah brand khas Kabupaten Sinjai yang nantinya akan menghasilkan produk dengan corak lontara yang bisa menjadi salah satu kebanggaan daerah. Mista mengatakan dukungan dari PLN tidak hanya berupa pelatihan saja, tapi juga puluhan mesin jahit konveksi.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
"Kalau sebelumnya hanya memakai manual, mesin yang pakai kaki. Sekarang memakai listrik jadi cepat dan bagus hasilnya. Banyak juga yang bisa dikerjakan, banyak proyek yang bisa kita terima, sudah bisa skala besar," ujarnya.
Menurut dia, awalnya orderan jahitan yang bisa dikerjakan hanya skala rumahan saja, biasanya hanya sepasang atau dua pasang seragam sekolah per hari.
Terbaru, UMKM ini sudah mampu mengerjakan hingga ratusan lembar dalam jangka waktu sebulan dengan penghasilan lima kali lipat dari sebelumnya, yakni sebesar Rp 10 juta per bulan.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
"Alhamdulillah karena sudah yang bisa kami kerjakan, jadi orderan meningkat pesat. Otomatis menambah penghasilan juga," pungkas Mista.
Sebagai informasi, pelatihan menjahit itu dimentori oleh seorang instruktur fashion dan penggiat seni kondang dari Ibu Kota Jakarta, Amalia Sigit yang didatangkan langsung oleh PLN pada 20-23 Juli yang lalu.
Usai pelatihan tersebut, PKBM Cendekia Paripurna Bangsa berkolaborasi dengan PLN menggelar kegiatan Cendekia Fashion Week yang dirangkaikan dengan peresmian UMKM Cendekia Konveksi di Desa Alenangka, Kecamatan Sinjai Selatan, Kabupaten Sinjai.