Bintari Saptanti, pendiri Bakmi Sindoro, seperti disampaikan Kusumo, menyebutkan dampak positif dari integrasi ekosistem digital UMKM dengan e-commerce itu memperluas jangkauan pemasaran yang berefek terhadap penjualan.
Hal ini selaras dengan riset Boston Consulting Group yang menjabarkan digitalisasi UMKM itu berefek domino terhadap berbagai aspek, semisal efisiensi biaya operasional, memperluas jangkauan pemasaran dan meningkatkan pendapatan.
Baca Juga:
Kredit UMKM Tanpa Jaminan dan Bunga di Kukar Jadi Rujukan Daerah
Managing Director & Partner Boston Consulting Group, Haikal Siregar mengatakan digitalisasi UMKM itu berdampak terhadap efisiensi dan meningkatkan daya saing UMKM dan meningkatkan penjualan sebanyak 1 kali lipat hingga 2 kali lipat dibandingkan UMKM konvensional.
"Faktor penyebabnya karena jangkauan pemasaran UMKM Online itu memiliki jangkauan yang lebih luas. Bahkan, aksesnya bisa menjangkau ke pasar internasional sehingga pendapatan mereka bisa naik 2 kali lipat dibandingkan dengan UMKM offline.
Dampak lainnya dari UMKM Online adalah potensi menyerap tenaga kerja sebanyak 1,3 kali lipat," ucap Haikal.
Baca Juga:
Gawat! Korban PHK di Indonesia Tembus 64 Ribu, 3 Sektor Utama Paling Terdampak
UMKM yang go digital, berdasarkan kajian Boston Consulting Group, memicu dampak langsung dan tidak langsung.
"Contoh direct impact adalah penjualan toko makanan naik 1 kali lipat. Sedangkan, contoh indirect impact toko roti mencari bahan baku untuk produksi di UMKM juga," imbuh Haikal.
Lebih lanjut, Haikal menyebutkan nilai transaksi UMKM di Tiongkok dan Jepang yang terkoneksi platform digital itu masing-masing naik menjadi 78% dari sebelumnya 48% dan 84% dari 54%.