WahanaTravel.co | Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno, turut menanggapi soal maraknya praktik getok harga di sejumlah tempat wisata di Indonesia.
Seperti di Puncak dan Malioboro, yang belakangan ini ramai diperbincangkan.
Baca Juga:
Menparekraf Apresiasi Starlux Airlines Hadirkan Penerbangan Langsung Taipei-Jakarta
Menurut Sandiaga, pariwisata yang berkelanjutan bisa terwujud jika wisatawannya puas dan nyaman.
Sehingga mereka akan kembali lagi untuk mengunjungi tempat wisata tersebut.
"Pariwisata yang berkelanjutan, yang berkah, yang memanjang, itu adalah jika wisatawannya puas dan nyaman, mereka akan kembali lagi," kata Sandiaga, dikutip dari tayangan video di kanal YouTube Kompas TV.
Baca Juga:
Sandiaga Perkuat Ekosistem Ekraf di Kabupaten Bangli Melalui Workshop KaTa Kreatif
Sandi pun mengimbau para pelaku wisata agar tidak mematok harga di luar batas kewajaran, atau yang kerap disebut dengan getok harga.
Karena, hal tersebut bisa mengakibatkan wisatawannya menjadi enggan untuk kembali berkunjung.
Bahkan, bisa saja wisatawan memberikan ulasan buruk terhadap tempat wisata tersebut.
"Tapi kalau digetok dengan biaya yang tidak masuk akal, tidak hanya mereka tidak akan kembali, tapi juga akan menjadi buah bibir. Bahwa jangan ke daerah itu karena banyak sekali potensi kita digetok," tegas Sandi.
Untuk menanggulangi permasalahan tersebut, Sandi mengungkapkan akan bekerjasama dengan instansi terkait agar bisa menindak pihak-pihak yang mencoreng wajah pariwisata Yogyakarta.
Sebelumnya, viral video seorang wisatawan mengeluhkan harga makanan di kawasan Malioboro.
Karena, ia harus membayar Rp 37.000 untuk satu porsi pecel lele saja.
Menurut wisatawan itu, harganya terlampau mahal.
Video tersebut pun menjadi viral di sosial media dan menjadi perbincangan publik.
Sementara itu, Wali Kota Surakarta, Gibran Rakabuming Raka, juga turut menanggapi viralnya pedagang di Puncak dan Malioboro yang memasang harga tak wajar kepada pembeli.
Gibran menyatakan, dalam kurun waktu tiga bulan ini, khususnya pada bidang kuliner di Solo, dirinya masih belum mendapat keluhan dari masyarakat terkait adanya harga-harga kuliner di Solo yang dirasa tidak wajar.
"Saat ini untuk kuliner, dalam tiga bulan ini saya belum menerima keluhan-keluhan warga yang tidak wajar. Untuk yang kuliner ya," kata Gibran, dalam Program Overview di kanal YouTube Tribunnews.com, Kamis (3/6/2021).
Ia pun berharap kejadian di Malioboro dan Puncak tidak terjadi di Kota Solo.
Namun, jika nantinya ditemukan pedagang nakal yang memasang tarif tak wajar, Gibran akan menindaknya dengan tegas.
Karena, pemasangan tarif yang tak wajar ini bisa merugikan konsumen dan membawa citra buruk bagi Kota Solo.
"Ya Insyaallah kejadian yang terjadi di Malioboro tidak terjadi di Kota Solo. Tapi kalau ada keluhan-keluhan kami siap menindak tegas," ujar Gibran.
"Itu kan merugikan konsumen dan juga membawa citra buruk untuk Kota Solo, ya memang harus ditindak tegas," imbuhnya. [As]